Anies Akan Ajukan Lagi Kota Tua Jadi Warisan Dunia UNESCO

17 Juli 2018 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan memberi sambutan di peresmian penyambungan listrik permanen untuk MRT Jakarta. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan memberi sambutan di peresmian penyambungan listrik permanen untuk MRT Jakarta. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski kawasan Kota Tua sudah pernah ditolak UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia, namun langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak surut. Pemprov DKI Jakarta tengah mempertimbangkan untuk kembali mendaftarkan kawasan Kota Tua sebagai warisan dunia ke UNESCO.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mengaku sudah meminta Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) untuk mengkaji laporan dari UNESCO. Ia meminta TGUPP menganalisa penyebab UNESCO menolak kawasan Kota Tua menjadi world heritage (warisan dunia) karena belum memenuhi syarat.
Anies mengungkapkan setelah mendapat masukan dari TGUPP, ia akan memikirkan langkah selanjutnya.
“Minggu lalu saya minta TGUPP melibatkan SKPD terkait untuk mempelajari hasil UNESCO. Keputusan UNESCO itu tebal, bukan hanya DKI tapi banyak. Saya minta untuk mempelajari lalu merekomendasikan ke gubernur langkah yang harus dilakukan agar Kota Tua layak jadi warisan dunia. Sekarang sedang dipelajari kalau sudah akan dilakukan komitmennya,” kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Selasa,(17/7).
Revitalisasi Kota Tua Jakarta (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Revitalisasi Kota Tua Jakarta (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Anies mempertimbangkan akan mendaftarkan kembali Kota Tua sebagai warisan dunia ke UNESCO. Meski Anies mengakui proses tersebut tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
ADVERTISEMENT
“Kalau mau mengajukan lagi itu ada jedanya, tidak bisa langsung berikutnya. Saya dulu yang proses (saat jadi Mendikbud) jadi saya tahu dikit-dikit. Memperjuangkannya itu tak sederhana. Satu-satunya yang dimunculkan dan tak ada penolakan adalah Borobudur. Kalau enggak salah dalam sejarah UNESCO yang dimunculkan dan langsung diterima itu Borobudur,” jelas Anies.
Revitalisasi Kota Tua Jakarta (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Revitalisasi Kota Tua Jakarta (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Anies mengaku saat masih menjabat sebagai Mendikbud, ia yang menandatangani proses Kota Tua sebagai warisan dunia. Menurut dia, Mendikbud selalu memperjuangkan tempat yang diusulkan sebagai warisan dunia ke UNESCO.
“Dulu saya yang menandatangai surat untuk dibawa ke UNESCO, saya waktu itu kepala UNESCO di Indonesia, itu (saat) saya di Mendikbud. Saya tanda tangan untuk Kota Tua ketika diusulkan. Kita sudah menyiapkan, Mendikbud itu rutin setiap tahunnya mengirimkan usulan lalu memperjuangkan di sana (UNESCO),” tutup Anies.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Anies juga menyebut proyek reklamasi juga berdampak pada penilaian UNESCO dalam menentukan world heritage (warisan dunia). Bahkan, kata Anies, reklamasi menjadi penyebab Kota Tua gagal masuk dalam daftar warisan dunia tersebut.
"Saya lihat reklamasi, jadi kita harus bereskan terutama dampaknya ternyata besar bahkan di dalam penilaian Kota Tua pun berdampak," kata Anies di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (6/7).