Anies Cairkan Dana Hibah untuk Guru PAUD Senilai Rp 22 Miliar

28 September 2019 14:25 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan PAUD Setya Bakti, Pondok Kopi, Jakarta Timur. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan PAUD Setya Bakti, Pondok Kopi, Jakarta Timur. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mencairkan dana hibah senilai Rp 22 miliar untuk 5.700 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di Jakarta. Anies mengatakan, pencairan dana hibah itu sebagai langkah awal perhatian Pemprov DKI ke guru PAUD.
ADVERTISEMENT
Nantinya, kata Anies, setiap guru PAUD yang ada di Jakarta akan mendapatkan uang seilai Rp 500 ribu setiap bulannya.
"Kami insyaallah yang hibah itu bagian awal. Kita mulainya dari angka yang sekarang kita siapkan," kata Anies, di Pondok Kopi ,Jakarta Tmur, Sabtu (28/9). "Insyaallah sudah dicairkan nilainya kemarin Rp 22 miliar untuk PAUD. Jadi setiap guru PAUD akan terima Rp 500 ribu per bulan".
Anies menuturkan, dana hibah ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak guru PAUD di Jakarta. Dia meminta organisasi penggerak PAUD dapat mencatat dengan pasti jumlah anggotanya dengan lengkap agar dana dapat diterima seluruh guru.
"Ini awal, jangan dipandang sebagai akhir. Kita harus mulai. Insyaallah nanti kita kembangkan terus. Jadi nanti akan ada, menurut catatan kita, sekitar 5.700 (guru). Saya berharap, organisasi menata anggotanya yang belum tercatat harus tercatat," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Supaya semuanya bisa dapat. Dengan begitu kami bisa tanggung jawabkan kepada penduduk Jakarta bahwa anggaran PAUD benar-benar untuk guru PAUD. Kita berharap nantinya bisa tingkatkan lagi," lanjutnya.
Selain dana hibah, Anies juga menuturkan jumlah PAUD yang di Jakarta perlu ditambah jumlahnya. Sebab, kata dia, terdapat anak usia dini yang tak mendapatkan pendidikan dini lantaran jumlah Paud yang kurang.
"P-Rnya belum selesai di sini. Kami sadari, PR-nya banyak. Dan jumlah PAUD pun harus ditambah. Masih banyak kawasan yang anak-anaknya tidak bisa masuk PAUD karena belum ada PAUD-nya. Kriterianya dibuat sederhana. Kalau rumit, tidak ada yang bisa memenuhi syarat nanti. Akhirnya kita tidak bisa membantu," tutup dia.