Anies: Kalau Ada yang Mengkritik, Tak Usah Ditangkap

26 Mei 2019 17:03 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turut membersihan jalan di perempatan sarinah pasca aksi 22 Mei. Foto: Irfan Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turut membersihan jalan di perempatan sarinah pasca aksi 22 Mei. Foto: Irfan Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta setiap pejabat publik harus siap menerima berbagai kritikan dari masyarakat. Anies mengakui selama ini banyak kritik yang dialamatkan kepadanya. Namun, ia merasa biasa-biasa saja dengan kritik yang dilontarkan.
ADVERTISEMENT
“Karena itu kalau ada yang mengkritik enggak usah ditangkap. Saya enggak pernah nangkep orang yang mengkritik saya, sama sekali,” kata Anies di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu, (26/5).
Anies tidak merinci definisi kata ‘tangkap’ yang dimaksud. Ia menegaskan berbagai kritikan selama ini merupakan memang konsekuensi sebagai seorang gubernur dalam setiap kebijakan yang diambil.
“Kalau mau jadi pejabat publik, maka harus siap untuk menjadi alamat keluh kesah, alamat caci maki, harus siap. Dan saya mengatakan itu sebelum saya menjadi pejabat publik. Ya, ketika saya menjadi pejabat publik, ya saya harus jalanin dong. Maka dari itu, kita harus biasa-biasa saja,” ujar Anies.
Anies juga mengomentari kritik yang dialamatkan kepadanya melalui change.org. Masyarakat membuat petisi melalui laman tersebut agar Anies dicopot dari jabatannya karena dianggap memiliki banyak pekerjaan yang belum selesai.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turut membersihan jalan di perempatan sarinah pasca aksi 22 Mei. Foto: Irfan Saputra/kumparan
Anies menegaskan tidak begitu mempermasalahkan adanya petisi itu. Sebab, kata Anies, petisi tersebut tidak dilarang dan merupakan hak setiap warga negara.
ADVERTISEMENT
“Setiap warga negara berhak menyampaikan, berhak mengkritik. Dan kalau berada di ranah publik harus mau dikritik, harus bahkan dicaci maki pun harus biasa-biasa saja,” tutur Anies.
“Ya inilah wilayah publik. Kalau di wilayah publik jangan minta dipuji saja. Di wilayah publik itu harus siap dicaci maki, diminta turun naik, karena itu prinsipnya sama, dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang,” tambahnya.