Anies: Limbah 'Salju' di KBT Marunda karena Penggunaan Deterjen

24 Maret 2018 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Limbah Busa BKT  (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Limbah Busa BKT (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aliran air di Kanal Banjir Timur (KBT) Marunda kembali tercemar oleh limbah rumah tangga berbentuk busa. Sebelumnya pada Januari lalu, limbah busa ini sempat mencemari air BKT.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sudah mendapatkan laporan perihal munculnya limbah busa di KBT. Ia mengatakan Dinans Lingkungan Hidup sudah melakukan pengecekan dan penelitian untuk mengenai penyebab munculnya kembali limbah di sana.
"Kejadian itu di sana muncul saat beda tinggi muka air pintu air Kanal Banjir Timur dengan muara laut itu muncul. Sehingga terjadi grojokan air yang berefek pada pengadukan,” kata Anies Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara, Sabtu, (24/3).
“Di sana ada dua fungsi satu mengalirkan air hujan dari hulu tapi juga sekaligus saluran itu dipakai untuk mengalirkan air limbah rumah tangga,” tambahnya.
Anies mengungkapkan yang mencemari KBT kebanyakan berasal dari limbah deterjen warga yang mencuci pakaian. Sebab di daerah tersebut belum ditemukan pabrik.
ADVERTISEMENT
“Kita harus mereview kembali penggunaan deterjen-deterjen itu meskipun di rumah kita hanya gunakan 1 baskom, 2 baskom, satu mesin cuci, dua kali kerja tapi ketika dikumpulkan itu menjadi volume deterjen yang luar biasa besar,” tuturnya.
Anies Baswedan di Danau Sunter (Foto: Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan di Danau Sunter (Foto: Fajri/kumparan)
Saat ini, Pemprov DKI sedang menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi permasalah tersebut. Anies mengungkapkan solusi yang ditawarkan tidak hanya membersihkan buih menggunakan alat kimia, mengingat permasalahannya adalah harus bisa menghilangkan polusinya.
“Saya sampaikan yang kita butuhkan adalah pemberesan polusinya bukan sekedar meniadakan buihnya karena ada zat-zat kimia yang bisa dipakai,” ujarnya.
Pada kesempatan terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku kejadian ini terulang lagi karena tidak disiplinnya pihak Pemprov DKI dalam mengelola limbah.
"Saya sudah mendapat laporan sekilas dan ini bukan kejadian pertama. Tapi kejadian ini diakibatkan ketidakdisiplinan kita dalam mengelola limbah," kata Sandi.
Kanal Banjir Timur (KBT) berbusa (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Kanal Banjir Timur (KBT) berbusa (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
Sandi mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti limbah busa itu. Apalagi KBT menjadi tempat latihan olahraga dayung.
ADVERTISEMENT
"Dan ini sangat concern kami karena ada latihan untuk dayung di situ. Dan kalau kita lihat sendiri bagaimana kayak salju di sana, seperti kayak padang salju putih dan sebetulnya tidak bisa diterima. Unacceptable," tegasnya.
Sandi juga menegaskan akan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab mencemari KBT.
"Harus. Harus ada sanksi dan denda karena itu mencemari dan membunuh ekosistem dari baik yang ada di sekitar KBT atau kegiatan yang menggunakan KBT. Kita tahu bahwa KBT sering dipakai masyarakat untuk berolahraga, walaupun di ujung Marunda saya masih lihat banyak yang pakai. Jadi dampak yang kita tidak inginkan ke depannya harus dikelola dengan lebih baik," pungkasnya.