news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anies: Polusi DKI Juga Disebabkan Pusat Listrik Tenaga Batu Bara

6 Juni 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan sambutan pada acara takbiran keliling di Rusun KS Tubun, Jakarta, Selasa (4/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan sambutan pada acara takbiran keliling di Rusun KS Tubun, Jakarta, Selasa (4/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Polusi udara menjadi salah satu permasalahan ibu kota yang memerlukan langkah konkret untuk mengatasinya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, polusi udara yang terjadi di Jakarta bukan hanya berasal dari kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku menemukan sejumlah penyebab lain yakni adanya pembangkit tenaga listrik dengan batu bara di sekitar DKI. Nantinya, Anies akan mempresentasikan data yang dimilikinya.
"Nanti, gini, saya akan presentasikan karena komponen polusi Jakarta bukan hanya kendaraan bermotor. Tapi yang besar adalah pusat listrik tenaga batu bara itu," ujar Anies di Makam Wakaf Muslim, Jakarta Selatan, Kamis (6/6).
Ia mengatakan pembangkit listrik itu berada di sekitar daerah Jakarta. Namun, dampaknya terasa hingga ibu kota.
"Sekitaran Jakarta, tapi efeknya ke kita. Udah ada data nanti abis lebaran minta data," ucap dia.
Menurut Anies, untuk mengatasi polusi udara dibutuhkan perubahan perilaku masyarakat dan dunia usaha untuk memperbaiki kualitas udara. Sebab perilaku manusia dapat menyumbang kerusakan udara.
ADVERTISEMENT
"Ini perubahan perilaku yang harus kita lakukan. Perilaku dunia usaha perilaku berumah tangga, perilaku pribadi, dan perilaku pemerintah. Karena perilaku kitalah yang menyisakan seperti ini dan kerusakan itu dan itu harus diubah dan semua harus mengubah," kata dia.
Ia mengatakan untuk mengatasi permasalahan udara, masyarakat diharapkan tak hanya mengandalkan pemerintah saja. Diperlukan kerjasama pihak lain untuk mendukung perbaikan polusi.
"Kalau pemerintah yang mengkoreksi enggak cukup karena komponen pemerintah kecil. Beri contoh kendaraan misalnya, dari 17 juta kendaraan mobil yang terkait pemerintah hanya 141 ribu. Enggak cuma 1 persen karena 1 persennya 170 ribu ini hanya 141 ribu. Jadi kalau pemerintah aja yang koreksi enggak cukup, yang paling besar justru rumah tangga dan swasta," tutupnya.
ADVERTISEMENT