Anis Matta: Pemilu Malaysia Tunjukkan Incumbent Kuat Bisa Tumbang

11 Mei 2018 9:24 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anis Matta dan Mahathir Mohamad (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Anis Matta dan Mahathir Mohamad (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Politikus PKS Anis Matta meyakini petahana di Indonesia akan kalah dalam pemilu 2019 mendatang. Hal ini berkaca pada hasil pemilu Malaysia yang dimenangkan pihak oposisi.
ADVERTISEMENT
"Hasil pemilu Malaysia menunjukkan jika oposisi bersatu, incumbent yang sangat kuat pun bisa ditumbangkan," ujar Anis Matta dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/5).
Anis Matta yakin, jika oposisi memiliki tekad yang kuat maka kemenangan bisa direbut.
"Jika kita bersatu, mempunyai tekad kuat dan bisa merebut dan memenuhi hati rakyat, tidak ada yang tidak mungkin bisa kita lakukan. Masyarakat Malaysia sudah menunjukkan hal itu," tegas Anis.
Pemilu Malaysia dalam menurut, Anis merupakan bukti bahwa kehendak rakyat akan adanya perubahan, tidak bisa dibendung. Kuncinya diperlukan figur kuat yang bisa menyatukan berbagai kepentingan. Dan itu terdapat pada figur Mahathir.
"Di Indonesia gelombang perubahan seperti di Malaysia juga sangat terasa, tinggal bagaimana hal itu dipersatukan," pungkas Anis.
ADVERTISEMENT
Pemilu Malaysia kali ini mencetak sejarah karena untuk pertama kalinya sejak 61 tahun koalisi Barisan Nasional kalah dalam pemilu.
Nama Mahathir akrab di peta perpolitikan Malaysia. Dia pernah menjadi PM terlama negara itu, memimpin dari 1981 hingga 2003. Mahathir dipuji akibat pertumbuhan ekonomi Malaysia, namun juga dicerca atas kepemimpinannya yang otoriter, memberangus oposisi, pengadilan, dan jurnalis.
Secara resmi dia telah menyatakan pensiun, namun kembali muncul pada 2015 dengan kritikan keras terhadap Najib. Mahathir menuding Najib memimpin pemerintahan kleptokrasi dengan megakorupsi 1MDB yang merugikan negara hingga miliaran dolar AS, diselidiki oleh enam negara termasuk Amerika Serikat.
Pada 2018, dia menyatakan masuk kubu oposisi bahkan berbaikan dengan Anwar Ibrahim, mantan wakil PM-nya yang sempat berseteru. Mahathir menyatakan akan menguatkan posisi politiknya bersama Anwar Ibrahim untuk menggulingkan Najib. Mahathir juga mendesak pembebasan Anwar yang divonis lima tahun penjara karena sodomi.
ADVERTISEMENT
Menjadi PM, Mahathir berjanji dalam 100 hari kepemimpinannya untuk membatalkan pajak barang dan jasa yang diterapkan Najib dan meninjau investasi asing. Dia juga berjanji akan menyelidiki korupsi 1MDB yang diduga digawangi Najib.
"Kami tidak ingin balas dendam, kami hanya ingin menegakkan hukum. Jika seseorang melanggar hukum, termasuk jurnalis sekalipun, mereka akan diadili," kata Mahathir ketika ditanya apakah Najib akan diselidiki.