Anwar Ibrahim Menang Pemilu Parlemen, Langkah Jadi PM Kian Mulus

14 Oktober 2018 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
zoom-in-whitePerbesar
Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
ADVERTISEMENT
Anwar Ibrahim resmi kembali ke dunia politik setelah berhasil menang dalam pemilu parlemen akhir pekan ini. Dengan kemenangannya ini, langkah Anwar kian mulus untuk jadi perdana menteri Malaysia menggantikan Mahathir Mohamad.
ADVERTISEMENT
Dalam penghitungan suara pada Sabtu (13/10) yang diberitakan Reuters, Anwar menang setelah mendapatkan suara mayoritas sebanyak 23.500 suara di Port Dickson, negara bagian Negeri Sembilan. Dengan ini, Anwar resmi terjun lagi ke dunia politik setelah dibebaskan dari penjara lima bulan lalu.
Dalam pidato kemenangannya, Anwar kembali menyuarakan reformasi Malaysia. Reformasi ini yang terus digaungkan Anwar ketika dia dan partainya, Partai Keadilan Rakyat (PKR), berada di kubu oposisi menentang kebijakan Najib Razak.
Untuk pertama kalinya juga selama 20 tahun, Anwar dan Mahathir berada di bawah satu bendera koalisi berkuasa, yaitu Pakatan Harapan. Sebelumnya kedua pemimpin sempat pecah kongsi pada 1998.
Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
zoom-in-whitePerbesar
Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim. (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
"Reformasi tidak akan berakhir dalam satu bulan, atau empat bulan, atau satu tahun. Reformasi berarti membersihkan dan membebaskan media, menghilangkan korupsi, menjadikan perilaku etis sebagai budaya dalam berpolitik," kata Anwar.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak akan menyiakan kepercayaan ini," lanjut dia lagi.
Di bawah bendera koalisi Pakatan Harapan yang memenangkan Mahathir Mohamad Mei lalu, Anwar akan segera digadang sebagai pemimpin. Kemenangannya dalam pemilu ini semakin memuluskan langkah Anwar menjadi PM.
Dalam perjanjiannya, Mahathir akan mengundurkan diri dalam waktu beberapa tahun lagi dan akan digantikan Anwar. Namun Anwar membutuhkan posisi anggota parlemen agar posisinya semakin kuat untuk menjadi pemimpin Malaysia.