Apa Itu Era Baru China yang Digadang Xi Jinping?

18 Oktober 2017 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Xi Jinping (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Xi Jinping (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
ADVERTISEMENT
Presiden China dalam pidatonya yang panjang di Kongres Partai Komunis menggadang "era baru China". Saking pentingnya, kata itu diucapkan Xi sebanyak 36 kali dalam pidatonya selama hampir 3,5 jam.
ADVERTISEMENT
Menurut kantor berita Reuters, pidato Xi lebih berat kepada aspirasi dibanding rencana yang spesifik. Namun Xi menyampaikan beberapa garis besar dari rencana jangka panjangnya tersebut.
Dalam visi era baru China, Xi ingin negaranya menjadi negara modern sosialis pada 2035. China diharapkan menjadi salah salah satu negara inovatif dengan minimnya kesenjangan pendapatan antara masyarakat desa dan perkotaan, dan berkurangnya krisis lingkungan.
Tahun 2050, kata Xi, China diharapkan akan menjadi negara sosialis "dengan kekuatan besar" yang punya pengaruh di panggung dunia.
Perekonomian China pada era baru akan mempermudah akses pasar untuk investasi asing, meningkatkan akses sektor jasa dan melakukan reformasi yang berorientasi pasar untuk nilai mata uang dan sistem finansial.
China akan mengembangkan rencana ekonomi untuk meningkatkan perusahaan milik negara yang mendominasi industri finansial, energi, dan telekomunikasi, sembari memberikan pasar "peran yang menentukan" dalam mengalokasikan sumber daya.
Presiden China Xi Jinping (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden China Xi Jinping (Foto: REUTERS/Damir Sagolj)
Xi juga berkomitmen menjadikan industri perbankan lebih berorientasi-pasar dan memperkecil industri baja dan batu bara milik negara.
ADVERTISEMENT
Kedua industri ini, baja dan batu bara, menganggu hubungan dagang China dengan AS dan Eropa. Barat mengeluhkan masuknya gelombang ekspor murah China yang membuat harga baja, alumunium, dan barang lainnya anjlok. Hal ini memicu meningkatnya angka pengangguran di beberapa negara.
Per tahun 2050 nanti, kata Xi, jutaan orang akan lepas dari jerat kemiskinan. Dalam sisi militer dan politik, China menegaskan akan menjadi negara yang mendominasi di Asia Pasifik.
Di ranah global, era baru China kata Xi berarti negara itu akan lebih peduli pada isu-isu dunia dan berkomitmen memerangi perubahan iklim. "Tidak ada negara yang mampu sendirian menghadapi tantangan umat manusia, tidak ada negara yang bisa hidup dalam isolasi," kata Xi.
ADVERTISEMENT
China memang merupakan negara berpengaruh terutama karena merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Namun beberapa tahun terakhir AS menganggap China terlalu pasif dan meminta pemerintah Beijing untuk ikut menyelesaikan krisis internasional.
Di antara peran China yang diharapkan adalah mendesak Korea Utara untuk menghentikan program nuklir mereka. Peran ini dirasa AS tidak dijalankan China dengan baik.
"Negara China telah tegak berdiri, kaya, dan kuat. Dan sekarang tengah merangkul prospek peremajaan yang brilian. Ini akan jadi masa China bergerak ke tengah panggung, memberi kontribusi yang besar bagi umat manusia," kata Xi.
Tentara China di halaman Tiananmen (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara China di halaman Tiananmen (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Sejak memimpin tahun 2012 Xi memang getol memberantas korupsi. Untuk pemerintahannya periode berikutnya, Xi mengatakan partainya tetap tidak akan "tidak bertoleransi" pada korupsi. Dia menganjurkan anggota Partai Komunis untuk tidak "mencari kesenangan, lamban, malas, dan menghindari masalah."
ADVERTISEMENT
Xi dipastikan akan kembali memimpin China untuk lima tahun ke depan.Chen Daoyin, pengamat politik di Shanghai, mengatakan Kongres ini akan mengukuhkan Xi sebagai tokoh komunis China terbesar ketiga sejak Mao Zedong berkuasa pada 1949.
Tokoh terkuat pertama adalah Mao sendiri, pendiri negara China, kedua Deng Xiaoping, reformis yang membuka perekonomian China kepada dunia, dan Xi Jinping yang menurut Chen akan diingat sebagai pemimpin yang menjadikan China "kuat dan tangguh.
"Menjadi negara kuat berarti pertama harus menjadi kekuatan global, menjadi pemimpin dunia, lalu memimpin dunia. Artinya Partai Komunis harus kuat, maka dari itu harus mempertahankan sistem satu-partai," kata Chen.