Arifin Ilham, Zikir, dan Upaya Memahami yang Maha Kuasa

23 Mei 2019 16:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arifin Ilham. Foto: Facebook @K. H. Muhammad Arifin Ilham
zoom-in-whitePerbesar
Arifin Ilham. Foto: Facebook @K. H. Muhammad Arifin Ilham
ADVERTISEMENT
“Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar..”
Lantunan zikir itu diucapkan Ustaz Arifin Ilham kala tiba di Masjid Taqwa Kota Metro Lampung. Tanpa perlu diminta, jemaah yang sudah memenuhi masjid langsung mengikutinya. Sambil memejamkan mata, kalimat puji-pujian terhadap Allah, Tuhan Semesta Alam, menggema di masjid tersebut.
ADVERTISEMENT
Ustaz Arifin yang tadinya ada di dekat mimbar lalu masuk ke dalam barisan jemaah. Pria kelahiran Banjarmasin, 8 Juni 1969, itu bergumul dalam lautan manusia. Sambil menderaskan kalam Allah, kepala Ustaz Arifin bergoyang ke kanan dan ke kiri. Ia telah melebur ke dalam kontemplasi, sebuah upaya mendekatkan diri kepada sang Pencipta.
Ustaz Arifin Ilham berdoa bersama umat. Foto: Instagram/@kh_m_arifin_ilham
Dengan berzikir, segala hal yang erat kaitannya dengan duniawi tersingkir. Semua orang khusyu mengosongkan pikiran. Satu-satunya yang terpikirkan adalah tentang keesaan Allah. Tentang Allah yang mahabaik, Allah yang pemurah lagi mahapenyayang, dan lainnya. Manusia tak lebih dari ciptaan yang lemah dan tak berdaya di hadapan-Nya.
Kala tiba di titik itu, derai air mata membasahi seluruh pipi jemaah. Semuanya terisak sambil terus melanjutkan zikir.
ADVERTISEMENT
Suasana penuh khidmat itu terjadi, Jumat 23 Maret 2018. Kala itu, Ustaz Arifin tampak masih tampak segar bugar. Dengan suaranya yang serak, serta senyum simpulnya yang khas, Ustaz Arifin mencontohkan cara memuliakan zat yang mahatinggi.
Dalam sebuah hadist, disebutkan bahwa Allah akan memberikan perlindungan kepada tujuh (golongan) orang. Salah satunya, golongan orang yang ketika berzikir kepada Allah bersungguh-sungguh hingga berlinang air matanya. Dan tentu saja, Ustaz Arifin telah membimbing mereka ke dalam kesungguhan tersebut.
Suasana pembacaan alquran oleh sejumlah santri Az-Zikra dan jamaah di Masjid Az-Zikra, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/5). Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Berzikir memang merupakan cara Ustaz Arifin dalam berdakwah. Dalam sejumlah ceramahnya, ia jarang sekali berbicara tentang bagaimana menjadi suami yang baik atau menjadi anak yang berbakti. Namun, Ustaz Arifin lenih sering berbicara tentang konsep paling mendasar dalam Islam, yaitu Tauhid.
ADVERTISEMENT
Dalam rukun Islam, ajaran tentang Tauhid diletakkan di urutan pertama. Ajaran itu termaktub dalam kalimat syahadat asyhadu alla ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah). Kalimat itu bukan saja menegaskan bahwa Allah merupakan satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Lebih dari itu, syahadat menjadi awal mula bagi seseorang menjadi muslim.
Greg Fealy dan Saly White dalam Expressing Islam: Religious Life and Politics in Indonesia (2008) menyebut, Ustaz Arifin Ilham memainkan peranan penting dalam mengingatkan masyarakat agar lebih mengenal Allah. Keduanya sepakat bahwa Ustaz Arifin menawarkan spiritualitas sufisme di Indonesia.
Fealy dan White memaparkan, Ustaz Arifin hadir di tengah masyarakat perkotaan yang kandung terjebak pada konsumerisme. Situasi itu telah membuat masyarakat sulit merasakan hadirnya Allah lantaran sibuk dengan dunia.
ADVERTISEMENT
Di situlah Ustaz Arifin datang dengan membawa acara zikir akbar atau zikir taubat. Itu ditempuhnya sebagai cara membimbing masyarakat untuk kembali mengingat Allah.
Ustaz Arifin Ilham saat berdoa bersama. Foto: Instagram/@kh_m_arifin_ilham
Zikir sendiri merupakan cara yang paling tepat lantaran sifatnya personal. Dalam zikir, seseorang akan terhubung secara langsung dengan Allah.
Di kalangan penganut sufisme, mengenal Allah atau yang disebut sebagai makrifat ditempatkan sebagai tingkat tertinggi dalam beragama. Jika seseorang telah mencapai tingkatan tersebut, seseorang itu dalam sanubarinya dapat ‘melihat’ Tuhan.
Kini, Ustaz Arifin Ilham telah tiada. Ia meninggal dunia pada Rabu 22 Mei 2019. Meski demikian, Ustaz Arifin telah mencontohkan, bagaimana cara mengenal yang mahakuasa. Suara seraknya akan senantiasa mengingatkan kita, bahwa pernah ada seseorang yang membimbing masyarakat untuk terus memuji sang Pencipta.
ADVERTISEMENT