Arkeolog Ungkap Jejak Bersejarah di Bantaeng

28 Maret 2017 9:57 WIB
ADVERTISEMENT
Peninggalan Dinasti Ming di Bantaeng. (Foto: Dok. Balai Arkeologi Makassar)
Bantaeng, salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan punya sejarah maritim yang panjang. Tertulis di kitab Nagarakertagama karya Mpu Prapanca di era Majapahit, Bantaeng atau Bantayan menjadi salah satu tempat persinggahan para saudagar.
ADVERTISEMENT
Pelabuhan di Bantaeng dalam penelitian yang dilakukan arkeolog dari Balai Arkeologi Makassar pernah menjadi pelabuhan penting di abad 11-16 masehi.
"Bantaeng atau dalam teks Nagarakertagama disebut "Bantayan" merupakan salah satu pelabuhan transito penting menuju timur," kata Kepala Balai Arkeologi Makassar M Irfan Mahmud saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Selasa (28/3).
Bantayan ini tertulis di Kitab Nagarakertagama karena Majapahit pernah melakukan ekspedisi ke kawasan ini. Bahkan dalam peta Singosari wilayah ini juga sudah tercatat.
Sejumlah penggalian dan penelusuran arkeologi dilakukan di Bantaeng. Beberapa jejak ditemukan mulai dari keramik era dinasti Sung hingga dinasti Ming yang diduga peninggalan para saudagar saat itu. Para pedagang berlabuh sauh di Bantaeng dalam perjalanan menuju kawasan Timur Indonesia untuk mencari rempah-rempah.
ADVERTISEMENT
"Secara regional posisinya penting di Nusantara. Pedagang Melayu juga berlabuh di Bantayan," tegas dia.
Penelitian ini belum tuntas, Arkeolog masih melakukan pelacakan mengungkap jejak sejarah yang hilang di Bantaeng.
Pantai Marina di Bantaeng. (Foto: bantaeng.go.id)