Arteria Dahlan ke Kemenag: Anda Tahu Ada Penipuan, Kenapa Dibiarkan?

29 Maret 2018 23:06 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi III Arteria Dahlan (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi III Arteria Dahlan (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR Arteri Dahlan geram dengan sikap Kementerian Agama yang dinilai cenderung lepas tangan dengan nasib para korban penipuan biro umrah. Ia bahkan menggunakan diksi 'bangsat' saat menyampaikan kritikan untuk Kemenag.
ADVERTISEMENT
Ucapan tersebut lantas menuai polemik dan akhirnya Arteri meminta maaf. Namun ia tetap mengaku kecewa dengan Kemenag yang menurutnya sudah mengetahui ada indikasi penipuan oleh biro-biro umrah bermasalah itu, namun malah membiarkan.
"Bayangkan di depan mata kenapa Anda (Menag) tahu ada yang (bayar) Rp 9 juta, Rp 12 juta (untuk) umroh, yang Anda katakan (indikasi) menipu, Anda biarkan saja," ucap Arteria di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/3).
Pernyataan Arteri tersebut mengacu pada ucapan Menteri Agama Lukman Hakim yang menyebut standar biaya umrah adalah Rp 20 juta. Lukman bahkan mengimbau warga untuk melapor jika ada biro umrah yang menetapkan harga di bawah Rp 20 juta.
ADVERTISEMENT
Arteri menyayangkan penipuan agen biro umrah yang merugikan puluhan ribu calon jemaah itu terjadi dua kali. "Kalau masalahnya selesai di First Travel enggak apa-apa. Tiba-tiba ada Abu Tours ada trouble lain," ucap Politikus PDIP itu.
Oleh karena itu ketimbang meributkan diksi 'bangsat' yang dianggap menyinggung perasaan, lanjut Arteri, sebaiknya Kemenag dan seluruh pihak terkait fokus pada substansi masalah penipuan yakni pengembalian dana calon jemaah.
"Milih substansi atau milih diksi? Kalau ada ketersinggungan, mohon maaf. Kalau saya menyinggung Pak Menteri (Lukman) dan teman-teman Kemenag. Saya berbicara untuk mengingatkan kebaikan, Pak Menteri sahabat, abang saya," kata Arteri.
Arteri melanjutkan, masih akan ada lagi biro-biro umrah bermasalah yang diprediksi akan melakukan penipuan. Prediksi itu, bersumber dari hasil Panitia Kerja (Panja) yang dibentuk Komisi VIII untuk membongkar permasalahan biro umrah First Travel.
ADVERTISEMENT
"Saya pastikan setelah First Travel, Abu Tours, akan ada 15 lain, tapi saya enggak usah sebut lah. Saya katakan ada perusahaan-perusahaan lain yang modusnya serupa. Kemarin kan di Panja First Travel kan sudah ada. Nah ini yang dibenahi," papar Arteri.
"Jadi kita main di awal dengan MoU ini pertama tenang, Menteri Agama kehormatannya tidak terganggu karena (tindakan kami) di hulu ini adalah pencegahan, bukan penindakan," imbuh dia.
Menurut Arteri, Panja tersebut fungsinya lebih kepada pencegahan ketimbang penindakan, sebab ingin melindungi nama baik Kemenag di mata publik. Selain itu, jika kasus penipuan berkedok umrah murah bisa dicegah, maka akan lebih banyak dana yang bisa diselamatkan ketimbang baru ditindak setelah terjadi.
"Ini kan saya melindungi, kok ada yang tersinggung. Kemudian dengan pencegahan, biaya murah. Utamanya lagi, publik tercerahkan sehingga enggak ada itu yang namanya penipuan. Atau setidaknya publik terhindar dari risiko penipuan," paparnya.
ADVERTISEMENT
Arteri menambahkan, salah satu hal yang memancing emosinya sehingga menyebut kata 'bangsat' itu adalah karena ucapan pihak Kemenag yang dinilai justru menyalahkan publik terkait penipuan itu. Namun ia tak menyebut siapa yang mengucapnya.
"Kenapa kemarin saya sempat emosi, masa si kementerian mengatakan 'ya salah sendiri dong masa percaya sama penyedia jasa umroh yang biayanya murah, itu salah sendiri' Yang jelas (yang bilang) Kementerian Agama," tutupnya.
Kritik Arteri terhadap Kemenag yang mengandung kata 'bangsat' itu diucapnya dalam rapat kerja dengan Jaksa Agung pada Rabu (28/3). Dalam kesempatan itu Arteria ingin kejaksaan segera menindak serta menyidik para pelaku penipuan ribuan calon jemaah haji itu. Sebab menurut Arteri, Kementerian Agama sudah tidak sanggup menanganinya.
ADVERTISEMENT