AS Berencana Kaji Ulang Hubungannya dengan Negara Anti-Israel

6 Mei 2019 10:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Israel rayakan pembukaan kedubes AS. Foto: REUTERS/Ammar Awad
zoom-in-whitePerbesar
Warga Israel rayakan pembukaan kedubes AS. Foto: REUTERS/Ammar Awad
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat berencana mengkaji ulang hubungannya dengan negara-negara yang dianggap anti-Israel. Rencana itu diungkapkan setelah adanya perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang menyamakan anti-zionisme dengan anti-semitisme.
ADVERTISEMENT
Zionisme adalah gerakan nasional orang dan budaya Yahudi yang mendukung terciptanya tanah air Yahudi di wilayah yang didefinisikan sebagai Tanah Israel. Terbentuknya negara Israel di tanah Palestina akibat adanya pemikiran tersebut.
Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk Pemantauan dan Perlawanan Anti-Semitisme, Elan Carr, menyebutkan perubahan kebijakan itu bakal menyebabkan adanya kajian ulang hubungan dengan pemerintahan atau pemimpin asing.
"Amerika Serikat bersedia meninjau kembali hubungannya dengan negara mana pun, dan tentu saja anti-Semitisme di negara yang memiliki hubungan dengan kami, merupakan keprihatinan yang mendalam," kata Carr dalam kunjungannya ke Israel, Minggu (5/5) seperti dilansir Reuters.
Menurut Carr, soal kaji ulang hubungan Negeri Paman Sam dengan negara yang dianggap anti-semit akan dibahas dalam tingkat bilateral. "Itu adalah sesuatu yang akan kita bicarakan dengan jujur dan terus terang, di balik pintu tertutup," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Carr enggan menyebut secara gamblang negara-negara yang dianggapnya anti-semit. Tidak disebut pula tindakan kongkrit yang bakal diambil Pemerintahan Trump soal pergeseran kebijakan luar negeri tersebut.
"Setiap negara punya tantangan diplomatik yang berbeda, sebuah situasi yang berbeda, itu nomor satu. Nomor dua, jika saya mengungkapkannya, apa yang akan kami lakukan akan menjadi kurang efektif," jelas Carr.
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu. Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Pandangan yang menyamakan anti-zionisme dengan anti-semitisme diucapkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada Maret 2019. Anti-zionisme dianggap bertentangan dengan keberadaan Israel sebagai rumah orang Yahudi. Pompeo menyatakan akan melawan sikap anti-zionisme.
Namun, beberapa pengamat politik menganggap pernyataan Pompeo hanya bertujuan untuk menarik pemilih Yahudi agar memilih Partai Republik. Mengingat saat ini ada kelompok progresif di Partai Demokrat yang pro-Palestina.
ADVERTISEMENT
Kedaulatan Israel sendiri sudah diakui 163 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, beberapa negara dengan penduduk mayoritas Islam masih tidak mengakui keberadaan Israel, semisal Arab Saudi, Malaysia, dan Indonesia.