AS Kembalikan Lonceng Gereja Filipina yang Dirampas saat Perang

11 Desember 2018 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serah terima lonceng gereja yang dijarah tentara AS di FIlipina saat perang. (Foto: REUTERS / Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima lonceng gereja yang dijarah tentara AS di FIlipina saat perang. (Foto: REUTERS / Erik De Castro)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat akhirnya mengembalikan dua lonceng gereja milik Filipina yang dijarah dalam peperangan lebih dari seabad lalu. Dikembalikannya dua lonceng ini adalah akhir dari upaya keras Filipina memintanya dari AS.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, dua "Lonceng Balangiga" itu dikirimkan dengan pesawat kargo dan diserahterimakan di pangkalan udara Manila pada Selasa (11/12). Dari Manila, dua lonceng itu lalu diterbangkan ke kota Balangiga di pulau Samar, tempat kedua lonceng itu dirampas.
Personil Angkatan Udara Filipina membongkar lonceng Balangiga saat serah terima lonceng gereja. (Foto: REUTERS / Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Personil Angkatan Udara Filipina membongkar lonceng Balangiga saat serah terima lonceng gereja. (Foto: REUTERS / Erik De Castro)
"Saya sangat senang dan sedikit emosional. Akhirnya kami melihat lonceng-lonceng itu," kata Pastur Lentoy Tybaco dari gereja Katolik di Balangiga.
Kedua lonceng tersebut sebelumnya dipamerkan di Pangkalan Udara AS di Wyoming dan Museum Militer AS di Korea Selatan. Selama bertahun-tahun presiden-presiden Filipina telah melobi AS untuk mengembalikan lonceng tersebut, tapi selalu ditolak.
Personil Angkatan Udara Filipina membongkar lonceng Balangiga. (Foto: REUTERS / Erik De Castro)
zoom-in-whitePerbesar
Personil Angkatan Udara Filipina membongkar lonceng Balangiga. (Foto: REUTERS / Erik De Castro)
Tahun lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali memintanya kepada AS, termasuk dalam pidato kenegaraan tahunannya. Akhirnya Menteri Pertahanan AS Jim Mattis berjanji akan memulangkannya ke Filipina.
ADVERTISEMENT
Lonceng-lonceng ini saksi bisu peristiwa berdarah pembantaian Balangiga oleh pasukan AS pada 1901. Ratusan hingga ribuan warga Filipina, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dibunuh pasukan AS yang membalas pembunuhan terhadap 48 tentara mereka.
Menurut sejarawan, lonceng-lonceng itu dibunyikan ketika pasukan AS mulai menyerang. Serangan tersebut adalah babak terkelam dalam perang Amerika-Filipina 1899-1902.