AS Khawatir Putra Mahkota Bisa Rusak Kepentingannya di Saudi

16 November 2017 10:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad bin Salman (Foto: Saudi Press Agency/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad bin Salman (Foto: Saudi Press Agency/Handout via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kekhawatirannya terhadap Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman. Menurut pria yang namanya dirahasiakan itu, sang penerus takhta terlihat akan menghancurkan kepentingan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
"Pangeran Mohammad bin Salman berperilaku ceroboh tanpa pertimbangan yang cukup, dia akan menerima konsekuensi dari perilakunya," sebut diplomat tersebut seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (16/11).
Komentar yang diamini oleh pejabat anonim lain dari Pentagon serta Badan Pusat Intelijen (CIA) disampaikan kepada media ternama AS, New York Times.
Komentar itu membuat internal pemerintahan AS sedikit bergejolak. Sebab, sebelumnya Presiden Donald Trump lewat akun twitternya menyatakan kepercayaannya kepada Pangeran Mohammad.
Hubungan Saudi dan AS memang tengah memasuki babak baru, ditandai dengan peningkatan kerja sama di berbagai bidang. Tidak hanya perdagangan, tapi juga pertahanan dan upaya pemberantasan terorisme.
Tahun ini kedua negara meneken lebih dari 30 kesepakatan komersial dan penjualan perangkat militer senilai 350 miliar dolar AS. Investasi langsung Saudi di AS juga menciptakan ribuan lapangan pekerjaan di Amerika.
ADVERTISEMENT
Tidak dijelaskan secara detail langkah Pangeran Mohammad apa yang dikhawatirkan AS. Namun, belakangan ini Pangeran Mohammad sedang unjuk gigi kepada publik negara tersebut terkait kemampuannya dalam memimpin Saudi.
Yang paling menggemparkan adalah saat badan anti-korupsi pimpinannya menangkap 11 anggota kabinet termasuk beberapa nama besar.
Muhammad bin Salman (Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad bin Salman (Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP)
Belasan orang itu ditahan atas tuduhan korupsi yang menyebabkan kerugian negara. Tindakan itu belum pernah terjadi sepanjang sejarah Arab Saudi.
Pangeran Mohammad ditunjuk untuk menjadi Raja Arab Saudi di masa depan pada Juni lalu. Penunjukan disampaikan langsung oleh sang ayah Raja Salman bin Abdulazis.
Kiprah politik pria 32 tahun sudah terlihat kala menjadi Menteri Pertahanan Januari 2015. Dia merupakan otak dari koalisi teluk untuk mengusir pemberontak Syiah, Houthi, yang telah menguasai Yaman.
ADVERTISEMENT
Semenjak diangkat jadi Putra Mahkota, Pangeran Mohammad berada di garda terdepan yang menginginkan perubahan dalam tatanan masyarakat, budaya, dan ekonomi negaranya.
Pangeran Mohammad saat ini tengah mengodok formula tepat agar Saudi tidak lagi ketergantungan dengan minyak. Ia pun merupakan pelopor perubahan Saudi ke arah meoderat.