AS Tuding Rusia Hilangkan Bukti Senjata Kimia di Suriah

16 April 2018 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung OPCW (Foto: bnr.bg)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung OPCW (Foto: bnr.bg)
ADVERTISEMENT
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mendatangi kota Douma, di Ghouta, pada Senin (16/4) untuk mengumpulkan bukti-bukti penggunaan zat kimia berbahaya dalam serangan militer Suriah. Namun AS mengatakan bukti-bukti itu kemungkinan telah hilang dimusnahkan oleh Rusia, negara penyokong rezim Bashar al-Assad.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Konvensi Senjata Biologi Kenneth Ward dalam rapat tertutup dengan OPCW untuk membahas serangan senjata kimia ke Douma yang menewaskan sedikitnya 70 orang pada 7 April lalu.
"Menurut pengetahuan kami, Rusia telah mengunjungi lokasi serangan. Kami khawatir mereka telah merusak bukti untuk menggagalkan upaya Misi Pencari Fakta OPCW melakukan penyelidikan," kata Ward dalam komentarnya yang diperoleh Reuters.
Kehancuran di Ghouta. (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
zoom-in-whitePerbesar
Kehancuran di Ghouta. (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
Rencananya tim OPCW akan mengumpulkan sampel bukti serangan senjata kimia, mewawancara saksi, dan mencari dokumen-dokumen untuk memastikan apakah Suriah kembali menggunakan senjata kimia.
Seperti penyelidikan yang sebelumnya, OPCW hanya mencari tahu apakah senjata kimia telah digunakan, bukan menentukan siapa pelakunya.
Menurut sumber diplomatik kepada Reuters, bukti-bukti kemungkinan telah dihapus oleh Rusia ketika tim OPCW menegosiasikan akses memasuki Douma. Rusia dan Suriah sama-sama membantah telah menggunakan senjata kimia.
ADVERTISEMENT
AS dan dua sekutunya, Inggris dan Prancis, telah menyimpulkan bahwa Suriah kembali menggunakan senjata kimia kendati pada 2013 lalu berjanji akan memusnahkannya. Karena itulah AS melancarkan serangan ke fasilitas-fasilitas yang diyakini tempat mengembangkan senjata kimia Suriah pada Sabtu lalu.
Utusan Inggris untuk OPCW mengatakan mereka telah mencatat 390 tuduhan penggunaan senjata kimia di Suriah sejak 2014. Menurut Inggris, kegagalan OPCW dalam bertindak akan membiarkan penggunaan senjata kimia yang barbar semakin berlanjut di Suriah.