AS Usir 60 Diplomat Rusia yang Dituduh Mata-mata

27 Maret 2018 9:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plat yang digunakan diplomat Rusia. (Foto: REUTERS/Mike Segar)
zoom-in-whitePerbesar
Plat yang digunakan diplomat Rusia. (Foto: REUTERS/Mike Segar)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Amerika Serikat mengikuti jejak Inggris dalam mengusir para diplomat Rusia yang dituding mata-mata. Pengusiran dilakukan menyusul upaya pembunuhan mantan intelijen Rusia dengan senjata kimia di Inggris.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP yang mengutip pernyataan Gedung Putih, Senin (26/2), ada 60 diplomat Rusia yang diperintahkan segera hengkang dari AS. Mereka dituding sebagai mata-mata yang menyamar sebagai diplomat.
Sebanyak 48 diplomat itu bekerja untuk Kedutaan Besar dan Konsulat Rusia di seluruh AS, 12 lainnya bekerja untuk perwakilan tetap Rusia di markas PBB, New York.
"Di New York, Rusia menggunakan PBB sebagai tempat aman bagi aktivitas berbahaya mereka di negara kami," kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley.
Selain mengusir diplomat, AS juga memerintahkan penutupan kantor Konsulat Rusia di Seattle. Gedung Putih beralasan, konsulat Rusia itu berada sangat dekat dengan pangkalan kapal selam militer AS dan pabrik pesawat Boeing.
Mereka diberi waktu hingga 2 April untuk meninggalkan negara itu dan menutup konsulat. Lewat tenggat waktu, maka semua hak-hak diplomatik mereka akan dicabut, termasuk kekebalan hukum, sehingga bisa ditangkap.
Sergei Skripal. (Foto: AFP/Kommersant Photo/Yuri Senatorov)
zoom-in-whitePerbesar
Sergei Skripal. (Foto: AFP/Kommersant Photo/Yuri Senatorov)
"Di hari tenggat waktu, Keamanan Diplomatik akan memeriksa untuk mengkonfirmasi apakah orang-orang Rusia telah mengosongkan kantor. Kami akan mengundang diplomat Rusia untuk menemani selama pemeriksaan," kata Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Ini adalah pengusiran diplomat Rusia terbesar sepanjang sejarah oleh Amerika. Sebelumnya pada 2016, Presiden Barack Obama, pendahulu Donald Trump, mengusir 35 diplomat Rusia karena dituding mencampuri pemilu AS.
Langkah AS ini adalah bentuk solidaritas terhadap Inggris yang sebelumnya mengusir 23 diplomat Rusia. Pemerintah Vladimir Putin dituding terlibat upaya pembunuhan mantan intelijen KGB, Sergei Skripal, menggunakan senjata kimia terlarang, Novichok.
Beberapa negara sekutu AS dan Inggris juga melakukan pengusiran yang sama terhadap para diplomat Rusia.
Pemerintah Rusia membantah tuduhan upaya pembunuhan Skripal. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam akan melancarkan pembalasan terhadap negara-negara yang mengusir mereka.
"Tindakan tidak bersahabat dari sekelompok negara ini tidak akan dilupakan dan kami akan meresponsnya," kata Rusia.
ADVERTISEMENT