Asap Pembakaran Arang dan Alumunium Sempat Ganggu SD di Jakut

17 September 2019 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembakaran arang dan alumunium di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembakaran arang dan alumunium di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SDN Cilincing 07 Pagi di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara, menjadi salah satu pihak yang terganggu oleh asap hasil pembakaran arang dan alumunium.
ADVERTISEMENT
Pembakaran ini berada sekitar 200 meter dari sekolah. Ada sekitar 20 pabrik arang di lokasi tersebut dan dua pabrik yang melakukan peleburan alumunium.
Ilustrasi Anak Sekolah Pakai Masker karena Asap. Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Kepala Sekolah SDN Cilincing 07 Pagi, Juhaedin, mengatakan, asap hasil pembakaran arang dan alumunium cukup mengganggu aktivitas belajar. Bahkan menurutnya, sudah ada warga yang mengalami radang paru-paru atau pneumonia, diduga karena asap tersebut.
"Kemarin informasi dari masyarakat di sini katanya di Perumahan Pelindo, ada balita terindikasi ISPA pneumonia, penyakit yang membahayakan," kata Juhaedin di SDN Cilincing 07 Pagi, Jakarta Utara, Selasa (17/9).
"Kedua, memang guru saya sendiri namanya Pak Saepudin itu bulan Maret 2019 di rumah sakit hasil autopsi atau pemeriksaan terkena penyakit pneumonia, artinya penyakit pernafasan akut. Bolak-balik ke rumah sakit. Sampai hari ini pun belum bisa melaksanakan aktivitas pembelajaran, karena terus terang percuma kalau pun orang sakit kita paksakan kerja, enggak bisa," lanjut Juhaedin.
Kepala Sekolah SDN Cilincing 07 Pagi, Juhaedin. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Ia mengatakan, asap hasil pembakaran arang dan alumunium berbau tak sedap hingga akhirnya terbawa angin dan terhirup anak-anak.
ADVERTISEMENT
Juhaedin mengatakan, anak-anak sempat diminta menggunakan masker untuk sekolah, sebab asap hasil pembakaran cukup pekat.
"Karena dulu kegiatannya (pembakaran arang dan alumunium) itu pagi siang, kami kegiatan belajar menggunakan masker, sekitar tahun 2018," kata Juhaedin.
Juhaedin menjelaskan pemerintah setempat selalu berkomunikasi dengan pengusaha pabrik arang dan alumunium, namun masalah ini tak kunjung teratasi.
"Karena kegiatan ini kan selalu ada negosiasi terus pihak pemerintah terhadap pihak pengusaha," jelasnya.
Arang Foto: Shutter Stock
Belakangan Camat Cilincing, Muhammad Alwi, mengeluarkan surat peringatan pertama untuk menghentikan aktivitas pembakaran arang selama seminggu mulai 12 September 2019. Hal itu dianggap Juhaedin cukup efektif dalam menghilangkan asap, namun ia ingin ada solusi permanen dalam mengatasi masalah tersebut.
"Pokoknya sekolah dan masyarakat di sini berharap kegiatan ini mencari solusi terbaik, tidak ada yang dirugikan. Jadi untung untuk kita semua, udaranya jadi bersih kemungkinan usaha juga bisa melakukan aktivitas, cuma tempatnya pindah dari Jalan Raya Cakung Drain ini," kata Juhaedin.
Dua pabrik peleburan alumunium dipasang garis polisi. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Apa yang dikatakan Juhaedin ada benarnya. Penelusuran kumparan, tak ada aktivitas pembakaran arang di dekat SDN Cilincing 07 Pagi, karena dihentikan sementara. Kepulan asap tidak terlihat dari tenda-tenda pembakaran yang berada di sisi jalan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dua pabrik peleburan alumunium telah ditutup oleh polisi. Pintu pabrik tersebut telah dipasang garis polisi. Hingga kini, polisi masih menyelidiki pabrik ini.