Asyiknya Berburu Takjil di Kampoeng Ramadan Jogokariyan Yogyakarta

31 Mei 2018 21:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada hal yang selalu dinantikan saat menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, selain tentunya mencari pahala, momen-momen menunggu waktu berbuka merupakan salah satu hal yang juga tak pernah luput dinanti.
ADVERTISEMENT
Bagi yang berkumpul bersama keluarga momen ngabuburit tersebut tentu bisa diisi dengan bermacam hal seperti memasak bersama keluarga atau sekedar menonton TV.
Lalu bagaimana dengan para perantau? Kota Yogya sendiri dari dulu terkenal sebagai Kota Pelajar. Seabrek pelajar dari berbagai penjuru nusantara bahkan dunia berbondong-bondong menuntut ilmu di Kota Gudeg tersebut.
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Dan momen menunggu berbuka di kota ini dijamin mengasyikan, tidak hanya sekedar ngabuburit dengan membaca buku atau memasak ala kadarnya karena jauh dari orangtua. Berburu takjil menjadi salah satu kegiatan yang menarik untuk dilakukan, sembari jalan-jalan bisa membeli aneka makanan sesuai selera.
Berbicara tentang takjil, Kampoeng Ramadan Jogokariyan (KRJ) menjadi salah satu alternatif pilihan. Berlokasi di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta tahun 2018 ini merupakan tahun ke-14 KRJ digelar. Sekitar 300 pedagang memadati sepanjang Jalan Jogokariyan.
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Bermacam takjil, minuman jajanan, hingga makanan berat menjadi sajian spesial bagi para pengunjung. Selain itu harga yang ditawarkan sangat terjangkau, terutama bagi kantong mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Makanan yang ditawarkan bervariasi mulai dari jajanan tempo dulu hingga jajanan kekinian. Sebut saja pecel, makanan tradisional tersebut dijual hanya Rp 5 ribu saja. Selain mengenyangkan, pecel juga kaya akan nutrisi dan sayuran yang kaya serat. Jajanan hits pun juga ada, salah satunya es kepal yang baru-baru ini digandrungi kalangan muda-mudi. Aneka panganan pun juga siap memanjakan lidah.
Hartanto (23), salah seorang mahasiwa asal Pulau Sumatera menuturkan meski tidak rutin setiap hari, ia mesti menyempatkan diri berkunjung ke KRJ saat bulan Ramadan tiba. Tahun ini merupakan tahun keempatnya menjalani puasa Ramadan di Kota Yogya.
"Ya sambil ngabuburit. Karena tinggal skripsi kan jarang kegiatan juga," tuturnya.
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Lanjutnya, harga yang ditawarkan pun murah meriah dan makanannya cocok di lidahnya. Ia mengaku beberapa hari ini sering berburu takjil di Jogokariyan lantaran beberapa hari mendatang sudah harus mudik ke kampung halaman.
ADVERTISEMENT
"Ini dipuas-puasin dulu buru takjilnya," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang di KRJ Mujiatun (61) menjelaskan selama tujuh tahun berturut-turut ia telah berjualan di KRJ setiap bulan Ramadan tiba. Menjajakan sejumlah makanan tradisional ia mengaku jumlah pengunjung KRJ tergolong stabil meskipun konsep yang sama sudah mulai bermunculan di lokasi lain.
"Saya masih pecel bakmi, buntil, mangut. Cuma lima ribuan harganya. Pecelnya isi daun kates, bayem, kenikir, kacang, cipir, kembang turi, kubis, kokolan, wortel sembilan warna," terangnya.
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
"Pengunjungnya agak lumayan meski sudah banyak tempat seperti ini tapi ya masih banyak (pengunjungnya)," timpalnya.
Buka mulai pukul 15.30 WIB hingga Maghrib, Mujiatun mengaku pecel daganganya selalu laris dibeli pengunjung.
Selain itu, Masjid Jogokariyan juga menyediakan makanan berbuka sebanyak 2.500 porsi yang disajikan menggunakan piring. Makanan tersebut dimasak oleh puluhan ibu-ibu sekitar. Tak hanya itu, bermacam kegiatan seperti tarawih ala Madinah, Sore Berkisah, Kajian Obrolan dan Lagu juga diadakan di Masjid Jogokariyan.
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kampoeng Ramadan Jogokariyan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT