news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Atlet Difabel Kini Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata oleh Negara

17 Juni 2018 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tak pernah ada dalam kamus hidup Ni Nengah Widiasih untuk merasa minder kala menjadi seorang atlet difabel. Di atas kursi rodanya, Widi begitu dia akrab disapa, justru mendulang banyak prestasi gemilang untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sekitar 14 tahun berkarier di dunia angkat berat, Widi telah mempersembahkan medali perunggu di Paralympic Brasil 2016 serta banyak prestasi lain. Yang terbaru, atlet asal Bali itu tampil percaya diri dan berhasil menjadi kampiun dengan merebut medali emas di kejuaraan yang diadakan di Prancis.
Ni Nengah Widiasih (Foto: Instagram @nahrawi_imam)
Berada di atas kursi roda juga ternyata bukanlah hambatan tersendiri bagi Widi. Dia tetap bisa mengangkat beban seperti halnya atlet normal. Dari pantauan kumparan, di Pelatnas perempuan 28 tahun tersebut terlihat lancar melahap porsi latihan dari pelatih.
“Kalau hambatan enggak sih, enggak ada hambatan. Karena semuanya bersahabat ya, dari lingkungan dari pelatih, dari di Bali sampai di Pelatnas saya memiliki pelatih-pelatih yang luar biasa. Kesabaran mereka yang ekstra banget untuk melatih kami,” jelas Widi kepada kumparan di Pelatnas Angkat Berat Difabel, Selasa (5/6).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, perjuangan Widi menjadi atlet angkat berat nyatanya tak serta merta berjalan mulus. Ada kalanya, statusnya sebagi seorang atlet difabel membuat dirinya merasa dibedakan dengan atlet non-difabel.
“Minder enggak sih, tapi kalau dulu saya sering bukan hanya saya sendiri tapi mungkin semua atlet-atlet difabel dulu merasa iri dengan dengan atlet-atlet non difabel. Karena kami sama-sama berprestasi, kami juga memberikan yang terbaik juga bagi Indonesia, tapi kami dibedakan, status kami dibedakan,” kata Widi.
Ni Nengah Widiasih saat di Pelatnas. (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Menurut Widi, dahulu pemerintah Indonesia membedakan penghargaan yang diberikan sehingga membuat dia dan teman-temannya merasa terpinggirkan. Padahal, pikir Widi kala itu, dia sama-sama berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Beragam prestasi tingkat dunia pun sudah diraih.
Tetapi, itu semua dulu. Menurut Widi, kini pemerintah Indonesia kini sudah menyetarakan status atlet difabel dengan atlet non-difabel.
ADVERTISEMENT
“Tidak seperti sebelumnya 5 tahun 6 tahun lalu masih jauh sekali perbedaan. Jadi semenjak 2014 baru mulai disamakan. Jadi saya sudah merasakan di mana dari awal saya jadi atlet saya merasakan yang namanya berproses sampai sekarang. Saya sudah pernah merasakan berprestasi tetapi tidak dihargai,” terang Widi.
Ni Nengah Widiasih saat di Pelatnas. (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Dengan begitu, Widi sekarang tak perlu risau lagi akan masa depannya. Beragam apresiasi dihadirkan pemerintah untuk para atlet, mulai dari diangkat menjadi PNS dan pemberian penghargaan serta bonus.
“Setelah kita pensiun jadi atlet nanti beberapa tahun kemudian kita tidak perlu bingung lagi harus ngapa-ngapain karena kita sudah punya tujuan. Kita juga punya masa depan,” sebut Widi yang bercita-cita membuka tempat gym di Bali bagi mereka yang difabel.
ADVERTISEMENT
----------------------------------------------
Ikuti kisah perjuangan Ni Nengah Widiasih mengharumkan nama Indonesia di topik Ni Nengah Widiasih.