Australia Tutup Pusat Detensi Imigran yang Kontroversial

3 Januari 2019 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maribyrnong Detention Centre di Melbourne, Australia. (Foto: Wikimedia Commons via humanrights.gov.au)
zoom-in-whitePerbesar
Maribyrnong Detention Centre di Melbourne, Australia. (Foto: Wikimedia Commons via humanrights.gov.au)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Australia menutup pusat detensi imigran ilegal yang kontroversial di kota Melbourne. Menurut Australia, penutupan dilakukan karena kebijakan anti-imigran ilegal mereka dianggap berhasil.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, Australia mengumumkan penutupan pusat detensi imigran Maribyrnong pada Rabu (2/1). Pusat detensi ini telah dikosongkan, tahanan terakhir telah dipindahkan pada Senin lalu.
Menurut pemerintah Australia, sejauh ini telah ada 19 pusat detensi di negara itu yang ditutup sejak 2013. Australia memang sedang membongkar seluruh pusat detensi di daratan mereka, memindahkan imigran ilegal ke penampungan di Nauru atau lepas pantai.
Maribyrnong yang dibuka pada 1960-an telah menjadi sumber kontroversi kebijakan penahanan imigran Australia. Di tempat ini kerap terjadi aksi mogok makan atas protes terhadap perlakuan buruk yang diterima pada imigran.
Pada 2017, Komisi HAM Australia melaporkan penjagaan di pusat detensi ini sangat ketat dan tidak proporsional terhadap imigran yang tidak berdaya.
ADVERTISEMENT
Menteri Imigrasi Australia David Coleman mengatakan penutupan Maribyrnong adalah bukti suksesnya kebijakan pemerintah dalam mencegah datangnya imigran ilegal. Di antara kebijakan yang menuai protes adalah dikembalikannya imigran ilegal ke laut menggunakan sekoci hingga penahanan di pulau luar Australia.
Menurut catatan pemerintah, per 30 November tahun lalu ada sekitar 1.300 imigran ilegal yang ditahan di pusat detensi Australia. Jumlah ini terus menurun dari Juni yaitu 1.715 orang. Coleman mengatakan, jumlah imigran ilegal yang ditahan saat ini jauh dari angka puncak pada 2013 lalu.
"Pada puncaknya di Juli 2013, ada lebih dari 10 ribu orang ditahan di berbagai fasilitas detensi imigrasi di Australia, termasuk 2.000 anak-anak," kata Coleman.
"Pemerintah telah menghentikan perahu, mengeluarkan anak-anak dari detensi dan menutup fasilitas detensi imigran yang sebelumnya penuh," lanjut dia.
ADVERTISEMENT