Ayo Bantu Faisal Sang Mahasiswa Berprestasi dan Orangtuanya Berobat

8 Maret 2019 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Faisal, Ibu, dan Ayahnya. Foto: Dok. Badara Dana/Kitabisa.com
zoom-in-whitePerbesar
Faisal, Ibu, dan Ayahnya. Foto: Dok. Badara Dana/Kitabisa.com
ADVERTISEMENT
November tahun 2017 mungkin menjadi bulan tak terlupakan bagi Faisal (26). Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember angkatan 2012 ini sebelumnya dikenal aktif dan berprestasi. Aktivitasnya di dalam maupun di luar kampus begitu padat.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan rekannya, Badara Dana, di kampus Faisal aktif mengikuti organisasi mahasiswa. Dia juga beberapa kali memenangi lomba esai tingkat regional maupun nasional. Beberapa di antaranya adalah Juara 1 Lomba Karya Tulis Koperasi se-Jawa Timur, dan Juara 2 Lomba Essay Competition World Bank 2017.
Kondisi Faisal dulu (kiri) dan saat ini (kanan). Foto: Dok. Badara Dana/Kitabisa.com
Karena keterbatasan ekonomi, Faisal juga bekerja sebagai driver ojek online dan pernah berjualan ayam crispy. Uang yang diperolehnya itu dia gunakan untuk membayar biaya kuliah.
Namun pada November 2017 kesehatannya mulai menurun. Setelah diperiksa, dokter memastikan Faisal menderita Sindrom Iritasi Usus Besar alias Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Penyakit ini betul-betul menggerogoti fisik Faisal. Dia juga semakin lemah dan tak mampu lagi bekerja. Faisal juga harus cuti kuliah sehingga proses penyelesaian tugas akhirnya menjadi tertunda hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Di tengah perjuangannya melawan sakit, Faisal harus menerima cobaan lain. Pada April 2018, ibunda Faisal, Lilik Rahayu, divonis menderita gagal ginjal stadium akhir. Lilik harus cuci darah (hemodialisa) rutin 2 kali dalam seminggu.
Ibu Faisal sedang cuci darah. Foto: Dok. Badara Dana/Kitabisa.com
Biaya cuci darah ditanggung BPJS, namun ada beberapa obat-obatan yang tidak ter-cover sehingga harus membayar sendiri. Pengeluaran lain yang terasa memberatkan adalah transportasi menuju RSUD Jember, tempat Lilik cuci darah. Mengingat Faisal dan keluarganya tinggal di Desa Kencong, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, yang jaraknya sekitar 50 km dari RSUD Jember.
Biaya sewa mobil untuk setiap pemberangkatan ke RSUD sebesar Rp 300.000. Total biaya perbulan untuk transportasi ke RSUD dan membeli obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS mencapai Rp 3 juta.
ADVERTISEMENT
Biaya tersebut sangat memberatkan Faisal dan keluarganya, mengingat sumber penghasilan mereka kini jauh dari cukup. Satu-satunya pemasukan keluarga berasal dari ayah Faisal sebagai pembuat jala ikan. Penghasilan rata-ratanya Rp 150.000 per bulan.
Faisal dan keluarganya telah menjual sebidang tanah yang mereka miliki. Meski demikian, hasil penjualan salah satu aset paling berharga keluarga tersebut masih belum cukup untuk membiayai pengobatan Faisal dan ibunya.
Ayah Faisal berjalan dengan menggunakan bantuan tongkat kruk. Foto: Dok. Badara Dana/Kitabisa.com
Dalam kondisi selemah itu, Faisal tetap berjuang melawan sakit sekaligus merawat ibunya, termasuk menemani cuci darah. Sebab ayah Faisal, Supriadi, juga mengalami keterbatasan fisik, yakni kaki kanannya lumpuh.
Kaki bagian kanan Supriadi telah remuk akibat kecelakaan lalu lintas 11 tahun yang lalu. Sejak saat itu di setiap aktivitasnya dia harus menggunakan tongkat kruk.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya sejak dulu Faisal juga memiliki harapan untuk mengamputasi kaki kanan Bapaknya dan menggantinya dengan kaki palsu," kata Badara.
Namun apa daya, tingginya biaya amputasi dan pemasangan kaki palsu membuatnya belum mampu mewujudkan mimpi lamanya tersebut.
Untuk membantu meringankan beban Faisal dan keluarga, Badara menggalang donasi online melalui platform Kitabisa. Bagi Anda yang tergerak untuk membantu, dapat menyalurkannya dalam tautan berikut: