Bachtiar Nasir Dukung Anies Segel Pulau D: Berani Terima Risiko Besar

11 Juni 2018 18:51 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ustaz Bachtiar Nasir, ketua koalisi. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Bachtiar Nasir, ketua koalisi. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ustaz Bachtiar Nasir mengapresiasi langkah Anies Baswedan yang berani menyegel Pulau D Reklamasi. Padahal, kata dia, keputusan yang dibuat Anies bersama Pemprov DKI, tentu akan berisiko besar.
ADVERTISEMENT
Bachtiar menyebut, penyegelan yang dilakukan Anies --sesuai jabatan dan peraturan di dalamnya--, tentu tak seluruhnya bisa diterima oleh oknum-oknum di pemerintahan pusat, yang tentu jabatannya lebih tinggi dari Anies.
Anies kampanye bareng Bachtiar Nasir. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies kampanye bareng Bachtiar Nasir. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
"Apalagi jika di antara mereka adalah oknum-oknum komprador yang memegang jabatan, yang menjadi perantara asing dan aseng, untuk bisnis raksasa di pulau reklamasi itu," ujar Bachtiar dalam keterangannya, Senin (11/6).
Anies Baswedan tinjau Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan tinjau Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Terlebih, Bachtiar melanjutkan, bukan cuma Anies saja yang harus menanggung keberaniannya itu. Partai-partai yang mendukungnya, bisa-bisa kehilangan logistik. Meski, dia tidak mengetahui persis, apakah partai-partai itu sudah merasakan risikonya setelah Pulau D benar-benar disegel.
"Sebab, sama-sama kita ketahui kebanyakan cara-cara berpikir instan para politisi atau oknum politisi ini ya, apa ya, mencari uang dari para pemodal-pemodal ini dengan cara terserah halal atau haram, tapi ini cara yang paling instan untuk mendapatkan logistik politik," tuturnya.
Suasana Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Dari kaca mata seorang Bachtiar, setidaknya, terdapat dua risiko yang ditanggung Anies sebagai orang nomor satu di Jakarta, usai berani menyegel Pulau D. Anies, jika tidak memenuhi janji kampanyenya, yaitu menolak Pulau Reklamasi, tentu akan berakibat lebih fatal di hadapan rakyat.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, menurut Bachtiar, berjanji di hadapan rakyat sebagai seorang pemimpin, sama halnya dengan orang yang sedang berjanji di hadapan Tuhan untuk membela rakyatnya.
Jembatan penghubung ke Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan penghubung ke Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
"Jadi, dia akan berhadapan dengan kekuatan yang Maha Besar kalau dia tidak menetapkan itu, nah di sini, saya kemudian melihat bahwa risiko yang dianggap besar rupanya hanyalah sebuah risiko kecil, kekuatan cukong dan kekuatan oknum. Tentu, tidaklah lebih besar di hadapan kekuatan Allahu Akbar yang maha besar itu. Itu yang saya pikirkan ketika saya beritikaf dan hari ini saya ungkapkan," paparnya.
Kedua, tuturnya, belakangan, risiko besar yang dihadapi Anies, justru akan menjadi terlihat kecil dan kerdil. Sebab, dalam memutuskan itu semua, Anies merujuk pada penegakan hukum (law enforcement), keadilan (justice), maupun kepastian hukum. Terlebih, ungkap Bachtiar, law enforcement di DKI memang sudah lama diimpi-impikan oleh rakyat.
CCTV di Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CCTV di Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
"Dan ketika dua hal itu diterapkan dan rakyat melihat yang besar maupun yang kecil, rakyat-rakyat yang punya kekuasaan maupun yang sama sekali papa dan tidak punya kekuasaan melihat ini, insyaallah itu akan memberikan semacam kekuatan tersendiri dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara," imbuh Bachtiar.
ADVERTISEMENT
Maka, Bachtiar berharap, seluruh tantangan dan risiko yang dihadapi mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, akan jauh lebih kecil jika dibandingkan tanggung jawabnya dengan Tuhan. Dia juga berharap, langkah Anies untuk menegakkan keadilan, selalu didukung rakyat Jakarta.
Data Pulau D reklamasi (Foto: dok Pemprov DKI)
zoom-in-whitePerbesar
Data Pulau D reklamasi (Foto: dok Pemprov DKI)
"Jadi, dari sini saya berkesimpulan, Anies sedang menghadapi risiko kecil jika yang dihadapi adalah aseng atau pebisnis raksasa dalam konteks keduniaan yang kerdil ini. Atau ancaman pemerintahan yang tidak sejalan, atau oknum pemerintahan yang tidak sejalan dengan kebijakan Anies," ungkapnya.
Anies Baswedan tinjau Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan tinjau Proyek reklamasi di Pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
"Saya kira itu semua jadi kecil dan penegakan keadilan jauh lebih besar dan berhadapan dengan Tuhan tentu jauh lebih besar efek bahayanya, dan mudah mudahan rakyat akan selalu bersama Anies, selama Anies selalu menegakkan law enforcement dan rasa keadilan itu, wallahu a'lam bi shawab, semoga ini jadi hadiah lebaran buat bangsa Indonesia," kata Bachtiar menutup.
Petugas menyegel proyek reklamasi pulau D (Foto:  Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyegel proyek reklamasi pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Pada Kamis (7/6) lalu, Anies menyegel 932 bangunan di Pulau D Reklamasi. Penyegelan dilakukan lantaran sederet bangunan tersebut dibangun tanpa memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Petugas menyegel proyek reklamasi pulau D (Foto:  Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyegel proyek reklamasi pulau D (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Dalam data yang diterima kumparan, 932 bangunan di Pulau D yang juga disebut dengan Proyek Golf Island Pantai Indak Kapuk ini, terdiri dari 212 unit rumah kantor (rukan), 409 rumah tinggal, 311 unit rukan dan rumah tinggal yang belum selesai. Bertindak sebagai pengembang, adalah PT Kapuk Niaga Indah, anak perusahaan Agung Sedayu Group.
ADVERTISEMENT