Bachtiar Nasir: Pemimpin Tidak Perlu Pamer Salat dan Jadi Imam

6 April 2019 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Tablig Akbar bertajuk Merajut Ukhuwah Untuk Membangun Peradaban Bangsa di Masjid Abu Bakkar Assegaf, Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Tablig Akbar bertajuk Merajut Ukhuwah Untuk Membangun Peradaban Bangsa di Masjid Abu Bakkar Assegaf, Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Pembina GNPF Ulama Bachtiar Nasir menyebut seorang pemimpin Muslim tidak perlu memamerkan salat dan menjadi imam untuk menunjukkan kadar keimanannya.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Bachtiar dalam acara Tablig Akbar bertajuk 'Merajut Ukhuwah Untuk Membangun Peradaban Bangsa' di Masjid Abu Bakkar Assegaf, Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Kota Semarang, Sabtu (6/4).
“Menjadi pemimpin berarti dialah yang mampu untuk menegakkan setinggi-tingginya keadilan dan memperjuangkan nasib dari bangsanya sendiri,” kata Bachtiar.
Dia lantas mengutip Surat An-Nur ayat 55 yang isinya terkait sebuah janji terhadap suatu kaum. Dalam ayat itu disebut Allah SWT telah menyiapkan seorang pemimpin yang beriman dan mengerjakan amal saleh.
Ustaz Bachtiar Nasir berfoto bersama usai mengisi Tablig Akbar di Masjid Abu Bakkar Assegaf, Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
Lebih lanjut, Bachtiar juga sempat menyinggung tentang paham khilafah yang oleh mayoritas masyarakat dianggap keberadaannya akan menggantikan ideologi Pancasila.
“Pancasila berpotensi untuk dapatkan janji Allah. Ketika kita menegakkan Pancasila kita termasuk juga menegakkan khilafah,” ujar Bachtiar.
ADVERTISEMENT
Saat Bachtiar menyampaikan orasinya, tak sedikit dari peserta yang mengacungkan dua jari khas paslon 02 Prabowo-Sandi.
Bachtiar juga sempat menyinggung pemerintahan saat ini yang dinilainya secara perlahan tengah menjual kekayaan Indonesia kepada asing.
“Orasi kebangsaan yang penting, kalau kita menjalankan ini (An-Nur: 55), orang-orang yang akan memecah belah Indonesia akan otomatis terpental dari Indonesia. Orang-orang yang akan menjual Indonesia kepada asing, asong, aseng, itu dengan berkedok investasi akan mental dari Indonesia. Kita harus optimistis, Indonesia bukan bangsa pengutang,” teriaknya diikuti takbir dan acungan jari para peserta.
Acara tablig ini dijadwalkan dihadiri sejumlah tokoh dari kubu Prabowo-Sandi. Di antaranya ustaz Erick Yusuf, ustaz Fahmi Salim, ustaz Taufan Maulamin, KH Bactiar Nasir, KH Zaitun Rasmin, dua putra KH Maimoen Zubair yakni KH Wafi MZ dan KH Najih MZ, serta Babe Haikal Hassan.
ADVERTISEMENT
Namun, pantauan kumparan, kedua putra Mbah Moen tak hadir, begitu pula Babe Haikal Hassan. Belum ada penjelasan terkait absennya ketiga tokoh tersebut.
Acara Tablig Akbar berakhir sekitar pukul 12.00 WIB yang kemudian dilanjutkan dengan salat Zuhur berjemaah.