Badai Amuk Belanda, Begini Dampaknya

18 Januari 2018 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belanda Dilanda Badai Angin Barat (Foto: Sumber: KNMI)
zoom-in-whitePerbesar
Belanda Dilanda Badai Angin Barat (Foto: Sumber: KNMI)
ADVERTISEMENT
Pernah membayangkan angin mengamuk dengan kecepatan sampai 140 km/jam? Sebanyak 25 truk-truk raksasa standar Eropa bertumbangan di jalanan Belanda.
ADVERTISEMENT
“Sejauh ini sudah 25 truk bertumbangan. Begini penampakannya,” demikian Twitter dari Verkeersinformatiedienst/VID (Dinas Informasi Lalulintas, red) dipantau kumparan Den Haag (kumparan.com), Kamis (18/1).
Koninklijk Nederlands Meteorologisch Instituut (KNMI), lembaga meteorologi Belanda di bawah Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan saat ini menaikkan peringatan bahaya menjadi kode merah (sangat bahaya) untuk sebagian besar wilayah Belanda.
KNMI melaporkan bahwa kecepatan angin meningkat menjadi 110-130 km/jam, di beberapa tempat bahkan mencapai 140 km/jam!
“Untuk itu diberlakukan kode merah di wilayah provinsi Zuid-Holland (kota Den Haag ada di sini, red), Noord-Holland, Utrecht, Flevoland, Gelderland, Overijssel dan kawasan IJsselmeer. Wilayah lainnya di mana kecepatan angin antara 110-120 km/jam berlaku kode oranye,” demikian KNMI.
Sementara itu Kementerian Perhubungan mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak melakukan perjalanan, mengingat situasi yang sangat berbahaya. Di samping itu banyak jalan bebas hambatan ditutup akibat truk yang bertumbangan diempas angin.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Schiphol melalui akun Twitter mengumumkan bahwa seluruh penerbangan ditunda sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Layanan transportasi publik lainnya seperti kereta api, trem dan bus juga sementara dihentikan.
Media setempat termasuk media sosial mulai diwarnai laporan kerusakan fisik, dari kerusakan rumah, toko, mobil, maupun fasilitas publik lainnya. Tumpukan peti kemas (container) yang berat pun ambruk diterjang kekuatan angin. Juga pengalaman orang per orang yang diempaskan oleh angin bersama sepedanya.
Laporan: Eddi Santosa kumparan Den Haag