Badan Geologi: Gunung Anak Krakatau Mudah Longsor saat Erupsi

27 Desember 2018 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. (Foto: Antara/Nurul Hidayat)
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. (Foto: Antara/Nurul Hidayat)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) Antonius Ratdomopurbo mengatakan, Gunung Anak Krakatau memang mudah longsor saat erupsi. Sebab, letak Gunung Anak Krakatau berada di samping kaldera yang muncul akibat letusan Gunung Krakatau.
ADVERTISEMENT
"Anak Krakatau ini lahirnya di samping kaldera, bukan di tengah. Makanya mudah longsor," kata Purbo saat konferensi pers di Kantor KESDM, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/12).
Purbo menjelaskan, struktur geologi Gunung Anak Krakatau berupa patahan-patahan. Sehingga menurutnya, erupsi Gunung Anak Krakatau tak selalu datang dari kawah, namun bisa juga dari lereng.
"Anak Krakatau bisa erupsi di kawah, bisa di lereng," terang Purbo.
Konpers perkembangan Gunung Krakatau oleh Antonius Ratdomopurbo, Sekretaris bidang Geologi KESDM. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers perkembangan Gunung Krakatau oleh Antonius Ratdomopurbo, Sekretaris bidang Geologi KESDM. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
Selain itu, Purbo mencatat maksimal ketinggian abu vulkanik Gunung Anak Krakatau bisa mencapai 2.500 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut. Penyebaran abu vulkanik juga tergantung dari arah angin.
"Karena kalau kita lihat dari Anyer itu kelihatan Pulau Rakata. Pulau Rakata itu tingginya 500 meter, tinggal dikalikan saja tingginya kira-kira berapa. Kemudian dibawa angin ke mana, bisa ke timur, barat, tenggara terserah anginnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, Purbo mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Anak Krakatau agar menyiapkan masker.
"Masker jadi penting, barangkali siapa yang mendekat sisi Banten atau Lampung, merasa ada abu saya kira lebih baik menggunakan masker," tegasnya.
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). (Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED)
zoom-in-whitePerbesar
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). (Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED)
Status Gunung Anak Krakatau ditingkatkan dari "Waspada" menjadi "Siaga". Hal ini diungkapkan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan setelah mendapatkan laporan dari Badan Geologi.
Dengan peningkatan status ini, maka jarak aman dari Gunung Anak Krakatau ditingkatkan dari radius lebih dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer dari gunung.
"Status ditingkatkan dari "Waspada" dengan radius 2 km menjadi "Siaga" dengan radius 5 km mulai pukul 06.00 WIB," ungkap Jonan lewat pesan singkatnya, Kamis (27/12).