Badan Pangan PBB Setop Bantuan untuk Warga Palestina

14 Januari 2019 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita memegang bendera Palestina saat demonstrasi di Gaza. (Foto: AFP/Said Khatib)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita memegang bendera Palestina saat demonstrasi di Gaza. (Foto: AFP/Said Khatib)
ADVERTISEMENT
Program Pangan Dunia (WFP) memutuskan menghentikan dan mengurangi bantuannya terhadap sejumlah warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza.
ADVERTISEMENT
Badan PBB di bawah Organisasi Pangan Dunia (FAO) itu beralasan keputusannya diambil karena kekurangan dana.
Akibat keputusan itu, sebanyak 27 ribu warga Palestina mulai 1 Januari 2019 tidak akan menerima bantuan dari WFP. Keterangan itu disampaikan langsung Direktur WFP wilayah Palestina Stephen Kearney.
"Sebanyak 165 ribu warga lainnya termasuk 110 ribu di Gaza akan menerima 80 persen bantuan dari jumlah yang biasa mereka terima," ucap Kearnet seperti dikutip dari AFP, Senin (4/1).
Kondisi Gaza (Foto: MAHMUD HAMS / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Gaza (Foto: MAHMUD HAMS / AFP)
Pengumuman itu disampaikan WFP seiring pemotongan dana yang rutin dilakukan negara pendonor tiap tahunnya. Negara yang paling banyak memangkas bantuannya adalah Amerika Serikat.
WFP sendiri pada 2018 hanya mememberikan bantuan bagi 250 ribu warga Gaza dan 110 ribu penduduk di Tepi Barat.
ADVERTISEMENT
Di Gaza 80 persen dari total 2 juta penduduk menggantungkan hidupnya pada bantuan asing.
Kesulitan mendapatkan bahan makanan dan pokok di Gaza merupakan buntut dari kebijakan blokade Israel yang dilakukan sejak 2008.
Menurut salah seorang penduduk Tepi Barat yang tinggal di Desa Yatta, Maha Al-Nawajah, kondisi ini membuat kehidupan di tempatnya tinggal semakin sulit. Dengan uang yang tak mudah didapat, penduduk Gaza cuma bisa membeli sedikit kebutuhan pokok.
"Pada Desember, mereka (WFP) tidak memperbaharui kartu saya," kata Al-Nawajah.
Kondisi Gaza (Foto: MAHMUD HAMS / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Gaza (Foto: MAHMUD HAMS / AFP)
Situasi bertambah menyedihkan dikarenakan anggota keluarganya yang lain tidak memiliki pekerjaan. Di samping sempitnya lapangan kerja, Israel juga membatasi warga Palestina yang ingin bekerja di wilayahnya.
"Anak saya tak punya izin masuk Israel, dan suami saya hanya diberi izin sesekali saja untuk masuk Israel," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Media Al Jazeera menyebut, angka pengangguran di Tepi Barat mencapai 18 persen. Warga Palestina mayoritas memilih bekerja di Israel.
Sayangnya, Israel tak mudah mengeluarkan izin kerja bagi warga Palestina.
Kondisi Gaza (Foto: MAHMUD HAMS / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Gaza (Foto: MAHMUD HAMS / AFP)
Sementara itu, terkait memburuk keadaan di Gaza, Kearney mengatakan WFP masih mencari jalan keluar. Pendonor lain seperti UE dan Swiss sebenarnya telah memberikan tambahan bantuan.
Namun, jumlah tersebut sangat terbatas. Tidak cukup untuk membiayai operasional WFP di Palestina.
"Kami membutuhkan dana sebesar USD 57 juta (Rp 806 miliar). Kami masih mencari donatur yang bisa berkontribusi mengisi kekurangan," kata Kearney.