Bagaimana Tabloid 'Indonesia Barokah' Dapat Alamat Masjid se-Jateng?

24 Januari 2019 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tabloid yang berisi framing berita Paslon nomor 02 di temukan di sejumlah daerah Jawa Tengah. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tabloid yang berisi framing berita Paslon nomor 02 di temukan di sejumlah daerah Jawa Tengah. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Penyebaran tabloid 'Indonesia Barokah' sangat masif di Jawa Tengah. Pengirimnya bisa mengetahui alamat masjid di Jawa Tengah, bahkan yang lokasinya terbilang berada di pelosok.
ADVERTISEMENT
Rupanya, warga bisa mendapatkan data masjid di Jawa Tengah melalui laman Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah. Kasubag Humas Kanwil Kemenag M Afief Mundjir mengatakan, banyak pihak yang datang untuk meminta data masjid di Jawa Tengah. Keperluannya tentu beragam.
"Misal dari BPS, meminta data itu terkait update tempat ibadah. Ada juga dari KPU, ormas, Dewan Masjid Indonesia, bahkan caleg," kata Afief di kantornya, Semarang, Rabu (24/1).
Terkait caleg, biasanya mereka meminta untuk data pemetaan dapilnya. Afief pun menegaskan bahwa data itu hak publik dan siapa pun bisa mendapatkannya. Terkait pemanfaatan data, itu menjadi tanggung jawab masing-masing pihak terkait.
"Ini data hak publik," tegasnya.
Bahkan data tersebut sebenarnya bisa diakses langsung oleh masyarakat tanpa harus datang ke kantor Kemenag yakni melalui situs di simas.kemenag.go.id yang merupakan sistem informasi masjid.
ADVERTISEMENT
"Di simas itu lengkap dengan alamat. Jadi ketika ada pihak yang memiliki data lengkap itu, bukan hal yang istimewa," jelas Afief.
Kasubag Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, M Afief Mundjir. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kasubag Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, M Afief Mundjir. (Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan)
kumparan lalu mencoba mengakses situs tersebut. Memang benar di dalamnya terdapat detail masjid yang bahkan sudah dibagi per kategori antara masjid raya, masjid agung, masjid jami, dan sebagainya. Alamat, luas tanah, status tanah, hingga jumlah jamaah juga bisa diperoleh.
Kemenag pun menegaskan pihaknya tidak berarti memberikan data khusus ke pihak tertentu karena data tersebut bisa diakses luas. Meski demikian memang saat ini belum diketahui pasti darimana pengirim tabloid 'Indonesia Barokah' bisa mendapatkan alamat masjid untuk pengiriman.
"Kemenag ingin clear-kan, bukan berarti berafiliasi ke arah tertentu. Bagi yang tidak paham kenapa bisa ('Indonesia Barokah') bisa dapat detail lengkap, bisa berpikiran jangan-jangan ada orang dalam Kemenag, tidak begitu," jelas Afief.
ADVERTISEMENT
"Tidak menutup kemungkinan kelompok tertentu menggunakan untuk kepentingan politik, tapi bukan berarti Kemenag memberikan data untuk itu. Jangan sampai masjid jadi tempat berpolitik," tegasnya.
Tabloid 'Indonesia Barokah' tiba-tiba dikirim ke masjid-masjid di wilayah Jawa Tengah. Bahkan, berdasarkan koordinasi Bawaslu Jateng, temuan Tabloid 'Indonesia Barokah' juga terjadi di wilayah Jawa Barat, Yogyakarta, dan Provinsi Banten.
"Di Jawa Tengah, temuan pertama dari Kabupaten Blora, untuk saat ini laporan yang kami terima ada 600 eksemplar, ada yang sudah sampai masjid, ada yang masih di kantor pos," kata Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jateng, Rofiuddin.
Di Kabupaten Sleman, baru saja ditemukan sedikitnya 6.000 eksemplar tabloid 'Indonesia Barokah' yang dikirim melalui kantor pos yang saat ini masih ditahan di Kantor Pos Sentral Pengolahan Pos Yogyakarta, di Jalan Plemburan, Kabupaten Sleman, DIY.
ADVERTISEMENT