Bak Daud vs Jalut, Joshua Wong Menantang Dominasi China di Hong Kong

17 Juni 2019 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis demokrasi Hong Kong, Joshua Wong. Foto: AFP/PHILIPPE LOPEZ
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis demokrasi Hong Kong, Joshua Wong. Foto: AFP/PHILIPPE LOPEZ
ADVERTISEMENT
Tubuhnya kurus kecil, berkacamata, dan raut wajahnya jenaka, sama sekali tidak garang. Tapi sekali Joshua Wong berucap, ribuan warga Hong Kong akan mendengarkannya. Bahkan, dia adalah tokoh yang ditakuti dalam aksi massa pro-demokrasi, anti-China.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, para pengamat menyamakan perjuangan Joshua melawan China ibarat Daud vs Jalut. Pertempuran yang seakan mustahil, tapi yang besar berhasil dikalahkan juga. Hal ini juga diakui Joshua dalam menggambarkan perlawanan rakyat Hong Kong.
"Saya kira perjuangan rakyat Hong Kong untuk demokrasi sama seperti Daud versus Jalut. Tapi perjuangan ini bukan tentang saya," kata Joshua dalam wawancara dengan media pada 2017.
Aktivis demokrasi Hong Kong Joshua Wong. Foto: AFP/Isaac Lawrence
Nama Joshua Wong telah lekat dengan perlawanan warga Hong Kong melawan dominasi China. Pada 2014, dia salah satu pemimpin "Umbrella Movement", aksi ratusan ribu orang yang menentang pemilihan pemimpin Hong Kong memakai cara Beijing.
Pemuda yang kini berusia 22 tahun itu dipenjara berkali-kali karena aktivisme yang dilakukannya. Senin (17/6), Joshua dibebaskan setelah lima pekan ditahan karena aksi yang dilakukannya pada 2014.
ADVERTISEMENT
Joshua pernah masuk daftar orang paling berpengaruh majalah Time, Fortune, dan Foreign Policy. Kisahnya diangkat jadi film dokumenter Netflix pada 2017 berjudul "Teenager vs Superpower".
Joshua Wong berbicara kepada para pemrotes di lokasi protes utama gerakan itu di distrik Admiralty Hong Kong pada 6 Desember 2014. Foto: AFP/JOHANNES EISELE
Kritis sejak Kecil
Lahir dari keluarga Kristen kelas menengah, Grace dan Roger Wong, Joshua dikenal kritis sejak kecil. Kegiatan protesnya dimulai sejak usia 13 tahun, menentang rel kereta kecepatan tinggi yang menghubungkan Hong Kong dan China daratan.
Di usia 15 tahun, dia mengkampanyekan penentangan program "pendidikan nasional" China di Hong Kong. Ketika itu, dia bersama 120 ribu warga lainnya memblokade parlemen selama 10 hari. Aksi itu berhasil, pemerintah Hong Kong batal menerapkan program pendidikan China.
Joshua disebut sebagai pionir metode perlawanan rakyat Hong Kong melawan kekuasaan China, yaitu ketidakpatuhan sipil dengan cara menguasai jalanan selama berhari-hari. Cara ini dianggap lebih ampuh ketimbang aksi damai yang lebih banyak diabaikan penguasa.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan aktivis pemuda lainnya, Nathan Law dan Alex Chow, Joshua mendirikan partai politik Demosisto. Visi dan misi partai ini adalah mengkampanyekan hak berlepas diri dari kuasa Partai Komunis China, namun tanpa menyerukan kemerdekaan.
Para demonstran yang berkumpul mendengarkan Joshua Wong di distrik Admiralty Hong Kong pada 6 Desember 2014 Foto: AFP/JOHANNES EISELE
Dipenjara Berkali-kali
Joshua telah kenyang keluar masuk penjara. Karena perlawanannya juga, dia dilarang masuk ke Malaysia dan Thailand, diserang di jalanan, atau diserbu massa pro-China di Taiwan.
Kendati demikian, Joshua tidak goyah. Dalam surat yang ditulisnya di penjara kepada Time pekan lalu, dia mengatakan: "Hilangnya kebebasan saya saat ini adalah harga yang harus saya bayar untuk kota yang saya cintai."
Pada Mei lalu, dia divonis dua bulan penjara setelah mengaku bersalah mengganggu pembersihan kamp protes pada 2014. Dia juga divonis bersalah karena menyerbu pengadilan pemerintah pada aksi yang sama.
Aktivis demokrasi Hong Kong Joshua Wong (tengah) setelah meninggalkan Lembaga Pemasyarakatan Lai Chi Kok di Hong Kong, Senin (17/6). Foto: ISAAC LAWRENCE / AFP
Belum sampai dua bulan, Joshua dibebaskan dari penjara. Pembebasannya dilakukan di tengah aksi protes warga Hong Kong atas RUU Ekstradisi ke China.
ADVERTISEMENT
RUU tersebut akhirnya ditangguhkan. Namun tuntutannya berubah, massa mendesak Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam untuk mundur.
Seakan tidak ada kapoknya berada di dalam jeruji, Joshua bersumpah akan ikut serta dalam aksi tersebut.
"Dia (Carrie) tidak lagi layak menjadi pemimpin Hong Kong. Dia harus bertanggung jawab dan mengundurkan diri," kata Joshua.