Bak Jepang, Surabaya Kini Bertabur 'Sakura'

28 November 2018 20:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kota Surabaya saat ini semakin cantik karena banyaknya pohon Tabebuya di beberapa ruas jalan protokol. Apalagi saat daun-daun Tabebuya yang berwarna-warni berguguran, membuat Kota Surabaya seperti di Tokyo, Jepang yang punya pohon Sakura.
ADVERTISEMENT
Memasuki musim penghujan seperti saat ini, semakin membuat pohon Tabebuya terlihat segar. Bahkan kala hujan rintik-rintik, suasana di sekitar pohon Tabebuya cukup romantis.
Karena pohon ini, Surabaya menjadi viral dalam beberapa hari terakhir ini. Tabebuya yang disamakan dengan bunga sakura ramai diperbincangkan warganet.
Tabebuya yang tumbuh di Surabaya memiliki beberapa varian warna, yakni kuning, pink, putih, dan warna ungu yang disebut-sebut memiliki kemiripan dengan bunga sakura.
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Tak jarang pejalan kaki hingga pengguna kendaraan menyempatkan waktu untuk turun dan berswafoto, mengabadikan keindahan pohon Tabebuya ini.
"Sebenarnya viralnya baru sekarang karena warga Surabaya tidak terlalu melihat. Nah karena sekarang mencapai 3000 pohon dan mekarnya bersamaan saat musim hujan," kata Eri Cahyadi, Kepala Plt Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya saat ditemui kumparan di Gedung DPRD Surabaya, Rabu (28/11).
ADVERTISEMENT
Eri mengatakan, 3000 pohon Tabebuya sudah ditanam merata di sejumlah titik di kota Surabaya termasuk di beberapa jalan protokol. Yakni Jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, Jalan Kertajaya dan Jalan Raya Gubeng Surabaya hingga Jalan MERR (Middle East RingRoad) Surabaya.
"Pohon ini sudah mulai ditanam sejak 2010 pada masa Bu Walikota Risma masih menjabat Kepala DKP," lanjut dia.
Pohon Tabebuya di kantor pemerintahan Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Tabebuya di kantor pemerintahan Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Eri mengungkapkan, pohon Tabebuya ini berasal dari negara tropis, yakni Brasil. Tabebuya juga banyak tumbuh di kawasan Amerika Latin. Namun, Pemkot Surabaya mendatangkannya dari Malang dan Kediri. Bibit pohon kemudian dibudidayakan di Kebon Bibit Surabaya.
"Tabebuya kemudian mulai dibudidayakan sendiri oleh petani di Kebun Bibit Surabaya," ucap Eri.
Menurut Eri, bunga tabebuya ini akan terus bermekaran dalam beberapa waktu ke depan. Maka, masyarakat bisa menikmatinya hingga akhir tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
"Ini masih belum seberapa. Puncaknya memang mulai di bulan Oktober-November. Desember yang paling akhir," bebernya.
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Tujuan menanam pohon Tabebuya, lanjut Eri, ialah untuk menambah keasrian serta menghasilkan udara segar Kota Surabaya. Keuntungan lebihnya, pohon Tabebuya mendatangkan fauna burung-burung dan memberikan habitat baru bagi mereka.
"Tanaman ini memang berkarakter keras, akarnya kuat juga bisa menjadi anti-polutan atau meresap polusi udara yang tinggi. Banyak juga mendatangkan burung," jelas alumnus ITS ini.
Tak hanya itu, pihak DKP Surabaya juga berencana menambah jenis tanaman hidup yang berkarakter serupa dan tak kalah indah di 2019 mendatang.
"Nanti akan ada Jacaranda, pule sama kamboja. Jenis tanaman pelindung tapi berbunga ini akan diperbanyak," ujar Eri.
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Sedangkan seorang pejalan kaki di Jalan Gubeng, Jihan Savitri, mengaku senang bisa menikmati pemandangan Tabebuya. Pelajar SMA yang biasa berjalan kaki untuk bersekolah ini mengaku sudah berselfie di medsos miliknya. Ternyata unggahannya membawa viral.
ADVERTISEMENT
"Senang suasananya seperti kita sedang jalan kaki di jepang seperti kartun jepang di TV. Foto saya juga banyak yang komentar dikira saya sedang di luar negeri," ujarnya.