Bamsoet Usul e-Rekapitulasi Diterapkan di Pemilu 2019

25 November 2018 12:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seminar Nasional ‘Upaya Mereduksi Biaya Politik Dalam Pemilu dan Pilkada’ di Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018). (Foto: Ferry Fadlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Nasional ‘Upaya Mereduksi Biaya Politik Dalam Pemilu dan Pilkada’ di Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018). (Foto: Ferry Fadlurrahman/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jelang penyelenggaraan Pemilu 2019, Ketua DPR Bambang Soesatyo menyarankan cara baru untuk pemungutan dan penghitungan suara. Sarannya yaitu penghitungan melakukan e-Rekapitulasi pemilu, menggunakan teknologi sebagai alat pemungutan dan penghitungan suara.
ADVERTISEMENT
Alasan utama ia memberikan saran tersebut adalah untuk menghemat waktu dan biaya dalam proses pemungutan dan penghitungan suara. “Seharusnya kita berani memasuki sistem elektronik untuk rekapitulasi atau e-Rekapitulasi. Pemungutan dan penghitungan suara melalui teknologi,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu di Gedung Perintis Kemerdekaan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/11).
Selama ini, ia melanjutkan, rekapitulasi dilakukan secara manual dan berjenjang di tempat pemungutan suara atau TPS tingkat provinsi. Menurutnya, hal itu memakan waktu dan biaya yang sangat besar.
“Jadi jika dilakukan dengan e-rekapitulasi maka kita dapat diperkirakan kita akan menghemat waktu hingga 30 hari dan biaya yang lumayan besar. Dengan penghematan yang kita lakukan melalui teknologi yang makin maju. Kita sudah masuk evolusi 4.0 sehingga kita harus berani melakukan hal-hal sesuai dengan kemajuan zamannya,” lanjut Bamsoet.
Ketua DPR, Bambang Soesatyo di seminar nasional (Foto:  Fitra Andrianto/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR, Bambang Soesatyo di seminar nasional (Foto: Fitra Andrianto/ kumparan)
Ia mencontohkan, bagaimana program e-Catalog dari KPU dapat memangkas beberapa biaya pilkada pada tahun lalu sampai 30 persen. Ia mengatakan, hal tersebut terjadi di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Kita bisa belajar dari keberhasilan KPU Yogyakarta yang menghemat anggaran pilkada 30%. Caranya dengan menggunakan e-katalog untuk pemberian barang dan jasa, ini sebagai contoh saja. Bagaiman Yogyakarta telah berani menggunakan kemajuan teknologi untuk meringankan tugas-tugasnya,” tambah Bamsoet.
Namun ia mengakui bahwa tantangan pasti ada. Ia juga menegaskan bila tantangan dan kecurangan di sistem saat ini masih ada tapi inovasi seperti ini harus didorong dan didukung lebih lanjut.
“Jadi begitulah kira-kira ke depan. Kita harus lebih berani meninggalkan praktik-praktik manual dan menuju digitalisasi sehingga semua serba terbuka dan transparan,” tandas Bamsoet.