Bamsoet: Biasanya Siapa Ketua MPR Muncul Satu Jam Sebelum Pengesahan

12 September 2019 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat launching buku miliknya yang berjudul 'Akal Sehat' di Posko Bamsoet di kawasan Menteng, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat launching buku miliknya yang berjudul 'Akal Sehat' di Posko Bamsoet di kawasan Menteng, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan DPR sepakat untuk merevisi UU MD3. Pembahasan revisi UU MD3 akan dibahas di Badan Legislasi DPR yaitu terkait satu pasal mengenai penambahan pimpinan MPR yang sebelumnya 5 menjadi 10 orang.
ADVERTISEMENT
Namun, hingga kini dinamika terkait fraksi apa dan siapa yang mendapat jatah ketua MPR belum bisa dipastikan. Menanggapi hal itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan, biasanya kandidat ketua MPR dapat disepakati antarfraksi satu jam sebelum pengesahan.
"Ya biasanya nama itu muncul satu jam sebelumnya, dulu kan sejam sebelumnya, dulu kan Pak Zul (Zulkifli Hasan) kan sejam sebelumnya ketika kita bicara," ujar Bamsoet di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9).
Menurut Bamsoet, jika kandidat Ketua MPR diumumkan jauh hari sebelum hari pelantikan, maka hal itu bisa menimbulkan resistensi. Namun, Bamsoet tidak merinci resistensi apa yang dimaksud.
"Nggak bisa jauh-jauh hari, jauh-jauh hari bisa selesai barangnya," ucapnya.
"Karena di politik makin lama dimunculkan, makin gergajinya makin kencang," imbuh Bamsoet.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan terpisah, politikus Golkar Firman Soebagyo menyebut jatah ketua MPR untuk partainya sebagai peraih kursi terbanyak kedua di DPR belum bisa dipastikan. Namun, berdasarkan rasionalitas politik, Golkar layak mendapat ketua MPR.
"Ya kalau kita melihat rasionalitasnya sebagai partai pemenang pemilu berdasarkan kursi terbanyak kedua di DPR ya rasionalitasnya dan logikanya adalah Golkar. Karena PDIP sudah di DPR," ujar Firman.
"Nanti tinggal komprominya, karena politik ini kan dinamis. Bisa saja tetap tapi bisa saja berubah," lanjut Firman.