Bamsoet Harap Tak Ada Lagi Kader Golkar yang ‘Loncat Pagar’

11 Juni 2018 19:45 WIB
Golkar tunjuk Bambang Soesatyo jadi Ketua DPR (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Golkar tunjuk Bambang Soesatyo jadi Ketua DPR (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
Kepindahan Titiek Soeharto ke Partai Berkaya cukup mencengangkan. Bagaimana tidak, Titiek adalah tokoh dari anak pendiri Golkar dan Presiden RI ke-2, Soeharto.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Korbid Pratama DPP Golkar, Bambang Soesatyo berharap ke depan tidak ada lagi kader Golkar yang pindah ke partai lain termasuk ke Partai Berkarya.
“Ya kami berharap tidak ada lagi yang loncat pagar dari Partai Golkar. Karena Golkar adalah rumah kita bersama, mari kia besarkan partai ini bersama-sama,” kata Bamsoet sapaan akrab Bambang usai menghadiri sebuah diskusi di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (11/6).
Bamsoet mengaku, Golkar sama sekali tidak pernah bertikai dengan Titiek. Bahkan, kata dia, Titiek selalu bangga dengan Partai Golkar yang dibesarkan Ayahnya. Selain Titiek, politikus Golkar yang lebih dulu pindah ke Partai Berkarya adalah Tommy Soeharto dan Priyo Budi Santoso. Keduanya kini menjabat sebagai Ketum dan Sekjen.
ADVERTISEMENT
“Enggak (ada masalah), Mba Titiek tidak pernah mengeluh soal Golkar. Beliau selalu bangga dengan Golkar karena inilah salah satu yang dibesarkan oleh Ayahandanya,” katanya.
“Saya tidak melihat ada pertikaian, kita smooth-smooth saja. Makanya saudara Ketua Umum Airlangga mulus saja jadi Ketum. Tidak ada terjadi perdebatan yang serius di Partai Golkar,” imbuh Ketua DPR itu.
Titiek Soeharto dan Tommy (Foto: Pandji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Titiek Soeharto dan Tommy (Foto: Pandji/kumparan)
Meski ditinggal Titiek, Bamsoet tetap optimistis Golkar bisa memenangkan Pemilu 2019. Bahkan, kata dia, Golkar tidak takut tersaingi dengan Partai Berkarya yang menonjolkan ketokohan Soeharto.
“Kami fokus pada kerja-kerja yang lebih keras lagi agar elektabilitas Partai Golkar tetap terjaga dan tidak terpengaruh (branding Soeharto),” tutupnya.