Bamsoet hingga Agung Laksono Hadiri Diskusi Revolusi Industri 4.0

7 Mei 2018 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi SOKSI di DPP Golkar. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi SOKSI di DPP Golkar. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ormas pendiri Partai Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) menggelar diskusi nasional bertajuk "Revolusi Industri 4.0" di Aula DPP Partai Golkar.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tokoh menjadi pembicara dalam diskusi ini, misalnya Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Menteri Tenaga Kerja 1999-2000 sekaligus Kader SOKSI Bomer Pasaribu, Dirjen Binapenta Kemenaker RI Maruli Arul Hasoloan, dan Peneliti Senior FISIPOl UGM Eric Hiariej. Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono juga hadir dalam diskusi ini.
Dalam sambutannya, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulis mengatakan, Indonesia saat ini masih berada pada tataran revolusi industri level kedua dan ketiga. Dengan kata lain, masih berada pada old revolution (revolusi lama).
"Indonesia masih bermain pada industri pada level kedua dan ketiga, kita masih pada tataran old revolution," kata Lodewijk di DPP Golkar, Silipi, Jakarta Barat, Senin (7/5).
Revolusi industri pertama adalah ketika ditemukannya mesin uap, kemudian revolusi industri kedua ketika listrik mulai digunakan, dan revolusi industri 3.0 ketika dimulainya robotisasi.
ADVERTISEMENT
Lodewijk menjelaskan, pada revolusi 4.0 semua sistem akan dikoneksikan dengan internet. Ia memberi contoh industri elektronik dan kimia yang akan menerapkan sistem digital.
"Semua sistem dikoneksikan kepada internet. Dengan begitu, kompleksitas dari industri pun meningkat. Sebagai contoh untuk diskusi elektronik dan kimia, akan menerapkan sistem digital," jelas dia.
"Teknologi membuat pabrik-pabrik lebih memilih mesin ketimbang manusia," imbuh dia.
Lodewijk berharap Indonesia mampu bertindak tepat dalam menyikapi revolusi industri 4.0. Dengan begitu, masyarakat mendapatkan manfaat dan mengurangi ancaman dari revolusi industri tersebut.
"Kita harus bereaksi atau merespons agar kita mendapatkan manfaat dan mengurangi ancaman dari revolusi industri keempat ini," tutup dia.