Banten dan Jateng Berpotensi Jadi Wilayah Penyebaran Terorisme

10 Agustus 2017 23:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sofyan Tsauri (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sofyan Tsauri (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah Nanggore Aceh Darussalam (NAD), ada potensi munculnya daerah-daerah baru di Indonesia yang bisa dimanfaatkan oleh organisasi terorisme dunia untuk menyebarkan paham mereka dan melakukan tindak teroris.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh mantan teroris, Sofyan Tsauri. Menurutnya, potensi kemunculan daerah-daerah tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi keamanan Indonesia yang masih belum stabil.
"Daerah Bima pernah, Poso. Daerah Banten, Jawa Tengah, yang masih memiliki hutan saya rasa itu menjadi tempat favorit, kota besar pun sangat dimungkinkan," kata Sofyan di kantor DPP Taruna Merah Putih, Jakarta Pusat, Kamis (10/8).
Menurut Sofyan, kemunculan kelompok radikal tersebut dapat diminimalisir jika Indonesia dapat menjaga kondusifitas situasi politik dan kemanan dalam negeri.
"Tergantung situasi politik dan keamanan ya, kalau Indonesia bisa menjaga stabilitas, tidak ada konflik komunal, dan permasalahan dapat diselesaikan secepatnya. Saya rasa itu bisa meminimalisir teman-teman untuk memanfaatkan momentum kalau seandainya terjadi peperangan," kata Sofyan.
ADVERTISEMENT
Meskipun banyak kelompok radikal mulai merencanakan akan membuka pintu lain di daerah baru selain Aceh, Sofyan menilai keputusan dalam memilih daerah untuk memulai suatu gerakan tak semudah membalikkan telapak tangan.
Ia berpendapat harus ada alasan yang tepat untuk dijadikan sebagai pemantik awal gerakan di daerah tersebut.
"Saya dulu untuk memulai gerakan di Aceh, saya cari cari alasan seperti korupsi di Aceh, penerapan syariat islam, ini akan jadi modal kita untuk membuat pemantik masalah yang sempurna," kata Sofyan.
Selain itu, Sofyan menyebut permasalahan keamanan pasca tindakan teroris yang dilakukan oleh suatu kelompok, juga wajib dipertimbangkan secara matang oleh kelompok radikal yang bersangkutan.
"Hanya saja kalau untuk perang kota banyak pertimbangan, kita escape-nya kemana gitu? Safe house-nya mana, kalau mundur ke belakang kita mau kemana gitu. Kalau mainnya mah sebentar ya tembak sana tembak sini selesai. Masalahnya setelah main ini mau kemana, ini yang harus dipikirkan," kata Sofyan.
ADVERTISEMENT