Banyak Petugas KPPS Meninggal, Ganjar Usul Pemilu Serentak Dibagi Tiga

24 April 2019 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di kantornya. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di kantornya. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyoroti banyaknya petugas KPPS dan aparat keamanan yang meninggal saat bertugas dalam pemilihan umum 2019. Menurut Ganjar pemilu serentak tahun ini menyisakan sejumlah catatan duka.
ADVERTISEMENT
Dia menyampaikan belasungkawa kepada sejumlah petugas KPPS dan aparat keamanan yang meninggal dunia, khususnya yang ada di Jawa Tengah. Ganjar berjanji akan memberikan santunan kepada keluarga petugas pemilu yang mengalami musibah.
"Insyaallah, Jumat, besok akan kita berikan santunan. Tidak hanya yang meninggal saja, tapi yang sakit juga akan kami berikan," kata eks Ketua Komisi II DPR itu di Semarang, Rabu (24/4).
Ganjar tak menyebut besaran santunan yang akan diberikan kepada keluarga petugas KPPS dan aparat keamanan yang dirundung musibah itu. "Nanti akan kami datangi sebagai bentuk solidaritas. Soal santunan sudah kami siapkan," kata dia.
Ganjar mengatakan, pesta demokrasi tahun ini sedikit banyak menyita perhatian. Catatan-catatan yang harus diperhatikan terutama soal kesehatan dan tekanan kerja para petugas penyelenggara pemilu.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kayaknya kita mesti mereview ulang agar ke depan jauh lebih baik. Apa yang terjadi ini harus dievaluasi total," ujar dia.
Ganjar menilai pelaksanaan pemilu serentak semestinya membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. Dia menyayangkan dalam pemilu kali ini, persiapannya kurang diperhatikan, khususnya dalam kesiapan petugas penyelenggara pemilu di lapangan.
"Ya, rasanya mungkin pelaksanaannya tidak serentak kali ya, atau penyerentakannya bisa ditata ulang. Mungkin serentak secara nasional saja, provinsi saja dan kabupaten/kota saja. Sehingga tidak membutuhkan tenaga, pikiran bahkan jiwa seperti ini," ujar dia.
Seperti diketahui, pelaksanaan pemilu 2019 memakan banyak korban. Ratusan petugas KPPS dan aparat kepolisian meregang nyawa. Sebagian dari mereka meninggal karena kelelahan bekerja.
Di Jawa Tengah, ada 25 petugas pemilu yang meninggal dunia. 25 petugas yang meninggal itu tersebar di Kabupaten Demak, Banyumas, Sukoharjo, Banjarnegara, Purbalingga, Grobogan, Rembang, Magelang, Klaten, Batang, Kudus, Pekalongan, Kendal, Pemalang, Semarang dan Brebes.
ADVERTISEMENT
Selain 25 orang yang meninggal dunia itu, KPU mencatat ada 97 petugas TPS yang kelelahan dan harus dirawat di rumah sakit. Bahkan, tiga orang di antaranya mengalami keguguran.
Komisioner KPU Jawa Tengah Paulus Widyantoro menyampaikan, penyebab kematian kebanyakan akibat kelelahan karena sangat sibuk selama proses pemilihan sampai penghitungan surat suara.
"Yang meninggal dunia ada 25 orang petugas, yang terus bertambah yang sakit dan harus menjalani opname," kata Paulus saat dihubungi, Rabu (24/4).
Karenanya, sebagai aksi solidaritas sesama petugas pemilu, KPU Jateng akan menyiapkan dana sosial. Untuk sementara akan diusahakan dari dana pribadi, sembari menunggu besaran jumlah santunan dari Kemenkeu yang masih proses rapat.
"Sementara kami siapkan secara pribadi dana sosialnya, karena masih menunggu pembahasan besaran santunan dari Kemenkeu yang masih bahas," jelas Paulus.
ADVERTISEMENT