Basarnas Akan Angkat Objek Diduga KM Sinar Bangun dari Dasar Danau

25 Juni 2018 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Pencarian Korban KM. Sinar Bangun  (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Pencarian Korban KM. Sinar Bangun (Foto: Ade Nurhaliza/kumparan)
ADVERTISEMENT
Basarnas menemukan objek yang diduga KM Sinar Bangun di dasar perairan Danau Toba dengan kedalaman 490 meter. Objek tersebut disebut memiliki panjang 20 meter dengan lebar lima meter.
ADVERTISEMENT
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi mengatakan, berbagai upaya akan dilakukan untuk mengangkat objek tersebut. Sementara untuk mengangkatnya, harus menggunakan robot dengan daya jangkau dan daya angkat yang sesuai. Namun sayangnya Basarnas belum memiliki alat yang dimaksud.
"Tidak semua negara punya itu. Jadi di negara lain itu setelah saya tanya-tanya maksimal 100 meter. Itu pun harus dibelah-belah," ujar Syaugi di lokasi pencarian, Senin (25/6).
Syaugi menambahkan, pihak Basarnas akan berusaha menarik kapal tersebut dengan harapan akan ada banyak korban yang mengapung ke permukaan.
KM Sinar Bangun. (Foto: Dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
KM Sinar Bangun. (Foto: Dok. istimewa)
Sebelumnya menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (24/6) menjelaskan, Tim SAR gabungan dari Basarnas dan Denjaka TNI AL berhasil menemukan dua objek yang diduga KM Sinar Bangun yang sudah tenggelam selama tujuh hari di Danau Toba.
ADVERTISEMENT
KM Sinar Bangun yang mengangkut ratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB. Jumlah pastinya tidak diketahui karena tak ada manifes.
Diduga kapal itu tenggelam karena kelebihan muatan dari kapasitas seharusnya. Dari proses pencarian yang dilakukan, tim gabungan telah menemukan 19 korban selamat dan tiga korban tewas. Sekitar 189 orang korban masih belum diketahui keberadaannya.