Basarnas Tak Terima Sinyal Emergency Locator Transmitter dari Lion Air

29 Oktober 2018 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Basarnas M Syaugi (Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Basarnas M Syaugi (Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara)
ADVERTISEMENT
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi mengungkapkan pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, hilang kontak diduga karena pihaknya tidak menerima sinyal dari Emergency Locator Transmitter (ELT) yang berada di pesawat.
ADVERTISEMENT
Syaugi menjelaskan, pihaknya memiliki alat yang bernama Medium Earth Orbital Local Terminal yang fungsinya untuk melacak keberadaan pesawat, khususnya ketika pesawat sedang berada dalam keadaan darurat. Meski demikian, pihaknya tidak bisa menangkap sinyal dari ELT milik Lion Air.
"Jadi Basarnas punya alat MEULOC, yaitu Medium Earth Orbital Local Terminal. Alat ini untuk menangkap distress message, salah satunya kalau di pesawat itu ELT (Emergency Locator Transmitter). Kami sudah cek, alat ini sudah teregister life time nya masih sampai Mei 2023. Sertifikatnya masih valid," kata Syaugi di Kantor Basarnas, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (29/10).
Syaugi juga mengungkapkan pihaknya sempat meminta bantuan dari Australia yang memiliki alat yang sama, dan menanyakan apakah mereka dapat menerima sinyal dari pesawat Lion Air. Namun, pihak dari Australia juga mengaku tidak mendapatkan sinyal dari ELT milik Lion Air.
ADVERTISEMENT
"Tapi kita tidak menangkap alat ini. Kita sudah cek ke Australia yang punya alat sama juga tidak menangkap. Namun demikian, kita sudah bisa menemukan puing-puing dari pada lost contactnya pesawat. Jadi kita sudah temukan tempatnya dan dalami," tuturnya.
Puing pesawat Lion Air JT610 yang ditemukan Basarnas, Senin (29/10/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Puing pesawat Lion Air JT610 yang ditemukan Basarnas, Senin (29/10/2018). (Foto: Dok. Istimewa)
Saat ini, kata Syaugi, pihaknya telah mengerahkan tim dari Jakarta, Bandung, Cirebon, dan Lampung untuk melakukan pencarian dan evakuasi pesawat. Pihaknya juga melibatkan warga sekitar untuk melakukan pencarian.
"Personel yang kita kerahkan baik dari Jakarta, Bandung, Cirebon, dana Lampung. Jadi kita ada tiga kapal dan kapal-kapal kecil maupun heli. Total personel yang kita kerahkan 130 (orang) plus warga ada 30 orang," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Lion Air tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dengan nomor penerbangan JT 610 hilang kontak pukul 06.33 WIB. Pesawat tersebut hilang kontak 13 menit setelah take off, tepatnya pukul 06.20 WIB.
ADVERTISEMENT
Basarnas juga mengungkapkan pihaknya juga telah menuju lokasi jatuhnya pesawat. Pesawat diduga berada di kedalaman 30-35 meter di bawah permukaan laut.
Puing-puing pesawat dan sejumlah barang-barang milik penumpang juga ditemukan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.