Bawaslu DKI Akan Periksa Siswa SMA 87 Terkait Doktrinisasi Anti-Jokowi

16 Oktober 2018 0:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bawaslu Akan Periksa Siswa SMA 87 Terkait Doktrinisasi Anti-Jokowi (Foto:  Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bawaslu Akan Periksa Siswa SMA 87 Terkait Doktrinisasi Anti-Jokowi (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bawaslu DKI Jakarta mulai menyelidiki dugaan doktrinasi anti-Jokowi yang dilakukan seorang guru agama Islam bernama Nelty Khairiyah di SMA 87 Jakarta. Bawaslu hari ini memeriksa Kepala SMA 87 Patra Patra Patriah, Nelty Khairiyah, dan seorang guru yang menjadi pelapor berinisial H.
ADVERTISEMENT
Komisioner Bawaslu DKI Puadi menjelaskan selanjutnya pihaknya akan mendatangi SMA 87 Jakarta untuk meminta keterangan siswa kelas XII yang diajar oleh Nelty saat peristiwa tersebut terjadi. Bawaslu akan memeriksa lima orang siswa secara acak.
“Besok (Selasa, 16 Oktober) pukul 14.00 WIB kita jemput bola, datang ke SMA 87 untuk minta keterangan. Ada bebrapa siswa, rencananya lima orang yang kita akan dalami lagi supaya ada titik terang, ada dugaan pelanggaran pemilu atau tidak,” kata Puadi di kantor Bawaslu DKI Jakarta, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (15/10).
Sementara, terkait hasil pemeriksaan, ia mengatakan Patra Patra Patriah, Nelty Khairiyah, dan H, memberikan keterangan secara kooperatif. Dari keterangan H, Bawaslu mengatakan akan menelusuri pihak lainnya untuk melengkapi keterangannya.
ADVERTISEMENT
“Ada yang perlu kita telusuri lagi atas keterangan pelapor (H) yang melaporkan kepada kepala sekolah. Ada satu nomor yang memang kita harus telusuri lagi, kalau memang setelah hasilnya sudah clear. Mendapatkan atas nama siapa kita nanti memanggil, mengundang orang tersebut,” kata Puadi.
Guru SMAN 87 Jakarta, Nelty Khairiyah. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Guru SMAN 87 Jakarta, Nelty Khairiyah. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Nelty sebelumnya diduga menyampaikan pendapatnya soal salah satu paslon di depan siswanya. Saat itu, ia diduga menampilkan video gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dan menyebut bencana tersebut disebabkan oleh Jokowi.
Namun, dalam kasus ini, Nelty sudah meminta maaf kepada Jokowi. Nelty menyampaikan permintaan maafnya kepada Jokowi dengan mengirimkan surat.