Bawaslu Klarifikasi Sulman dan Kapolres Garut soal Dukungan ke Jokowi

1 April 2019 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Bawaslu Garut akan mengklarifikasi keterangan mantan Kapolsek Pasirwangi, AKP Sulman Aziz, yang mengaku diperintahkan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna untuk memobilisasi massa memenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di pilpres. Klarifikasi akan dilakukan di bawah supervisi Bawaslu Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Masih akan diklarifikasi. Akan diklarifikasi, mantan kapolsek yang bersangkutan dan kapolres," ujar Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja saat dikonfirmasi, Senin (1/4).
Rahmat mengimbau para jajaran kepolisian mengikuti instruksi dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk netral dalam pemilu. "Sudah ada telegram dari Kapolri kalau hal tersebut (netral), dan kami mengimbau agar jajaran Polri mengikuti telegram Kapolri tersebut mengenai netralitas Polri," tuturnya.
Ketua Bawaslu Jawa Barat, Abdulah Dahlan, mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan tersebut. Meski begitu, pihaknya terus menelusuri kasus ini.
"Ini lagi kita dalami dulu statement-nya. Karena bagaimana pun ini informasi baru beredar, kita juga lagi lacak, dalami statement, pernyataan yang disampaikan mantan kapolsek (Sulman), ya," kata Abdulah saat dikonfirmasi, Senin (1/40).
Komisioner Bawaslu, Rahmat Bagja. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Kasus ini bermula dari pernyataan Sulman yang mengaku diperintahkan oleh Budi agar mendata dukungan untuk kedua paslon. Apabila di wilayah tersebut Jokowi-Ma'ruf kalah suara, maka para kapolsek terancam dimutasi.
ADVERTISEMENT
"Kami diancam, para kapolsek, kalau seandainya di wilayah kami bertugas paslon 01 kalah, maka kami akan dipindahkan," ungkap Sulman di Kantor Hukum dan HAM Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (31/3).
Sulman mengaku juga telah difitnah lantaran dianggap memobilisasi para kepala desa ke Polsek Pasirwangi untuk diminta memberikan dukungan kepada paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Padahal, menurutnya, saat itu, dari 12 kepala desa di wilayahnya, ada 9 kepala desa yang datang dan meminta perlindungan setelah dipanggil oleh Polda Jabar.
Eks Kapolsek Pasirwangi Garut AKP Sulman Aziz didampingi Haris Azhar di kantor Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur. Foto: kumparan
"Mereka diperiksa dalam rangka klarifikasi dana desa dan bansos. Kemudian mereka diarahkan untuk kepada paslon 01. Tapi situasi ini di balik, seolah saya yang mengumpulkan Kades (Kepala Desa) untuk mendukung 02," tutur Sulman.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku selama ini ia hanya diam karena merasa laporannya tidak akan didengar. Namun, setelah ia menerima Surat Telegram Rahasia (TR) mutasinya, Sulman baru menyadari jika seluruh anggota Polsek Pasirwangi dipanggil oleh Propam Polda Jabar untuk dimintai keterangan terkait hubungan Sulman dengan pihak panitia deklarasi dan apa saja yang disampaikan di depan sembilan kepada desa.
Atas tudingan Sulman, AKBP Budi Satria telah menyanggahnya. "Mungkin dia post power syndrome. Lama jadi Kasatlantas, Kapolsek, lalu ke Polda Jabar," ujar Budi.