Bawaslu soal Bentrok: DIY Provinsi Paling Rawan Kedua di Pemilu

9 April 2019 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum M Afifudin. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum M Afifudin. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi sorotan dalam beberapa hari setelah terjadi insiden pengeroyokan antara massa pendukung capres 01 Jokowi-Ma'ruf dengan sejumlah laskar FPI. Bahkan pengeroyokan itu berlanjut hingga seorang anggota TNI dan seorang anggota Panwaslu menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Bawaslu mengingatkan kepada seluruh massa pendukung calon untuk tetap menahan diri. Bawaslu meminta agar tindak kekerasan seperti di DIY segera dihentikan.
"Kalau bisa semua pihak harap tidak sampai melakukan kekerasan sesama pendukung," kata Komisioner Bawaslu M Afifudin di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Bawaslu menyebutkan DIY merupakan daerah dengan tingkat kerawanan penyelenggaraan pemilu nomor 2 di Indonesia setelah Papua. Bawaslu sejak jauh hari sudah memprediksi insiden seperti ini akan terjadi.
"DIY ini kan yang kita rawankan kemarin sebelumnya, ini provinsi tingkat kerawanan kedua. Waktu itu kami bilang bahwa ada hal yang memang potensial terjadi dan itu sudah kita sampaikan pengingatnya dan sekarang terjadi di beberapa titik itu," ucap Afif.
Polisi berjaga di Jalan Wates Km 8 Pedukuhan Ngaran, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Minggu (7/4). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sebagai langkah konkret agar kekerasan tidak semakin meluas, Bawaslu sudah turun langsung ke lapangan dan bertemu korban untuk mendinginkan suasana. Selain itu Bawaslu juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan pencegahan.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah petakan kerawanan yang sudah kita berikan di TKP. Langkah lainnya kemarin kita sudah datangi korban. Juga termasuk menyampaikan beberapa ke pihak keamanan dan lain-lain. Karena pencegahan yang kita lakukan sebagian dari strategi. Kasus seperti Yogya kan jadinya tak terantisipasi," ujar Afif.
Polisi berjaga di Jalan Wates Km 8 Pedukuhan Ngaran, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Minggu (7/4). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan