Beda Pandangan BMKG dan BNPB soal Tsunami di Anyer, Banten

22 Desember 2018 23:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi di pesisir Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Situasi di pesisir Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Gelombang tinggi menerjang kawasan Pantai Anyer, Banten, pada Sabtu (22/12) sekiar pukul 21.42 WIB. Gelombang tsunami ini datang secara tiba-tiba tanpa ada tanda alam yang dirasakan oleh warga sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga menimbulkan perdebatan antara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait tsunami ini.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, gelombang yang menerjang Pantai Anyer merupakan tsunami. Tapi hal itu tidak disebabkan oleh adanya gempa bumi.
"Berdasarkan informasi peristiwa tersebut, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami. Berdasarkan analisis sinyal seismik tidak didapatkan adanya rekaman gempabumi pada waktu yang berdekatan dengan waktu terjadinya tsunami di sekitar Banten dan Lampung," kata Rahmat dalam keterangannya, Sabtu (22/12).
Kondisi pesisir Pantai Anyer, Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pesisir Pantai Anyer, Banten. (Foto: Dok. Istimewa)
Berdasarkan hasil pengamatan data pasang surut dari papan pengukuran (tidegauge) dari BMKG, ketinggian air laut berkisar antara 0,28-0,9 meter. Ketinggian air berada pada rentan waktu pukul 21/27-21.53 WIB.
ADVERTISEMENT
"Peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktifitas gempa bumi tektonik," ujar dia.
Untuk itu, Rahmat meminta masyarakat untuk tetap tenang. Dia juga meminta warga untuk tidak terpengaruh dengan isu yang tidak bertanggung jawab.
Kondisi pesisir pantai Lampung. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pesisir pantai Lampung. (Foto: Dok. Istimewa)
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nurgoho menilai, tingginya gelombang air yang menerjang Pantai Anyer bukanlah tsunami. Hal itu hanya berupa gelombang pasang yang diakibatkan kondisi bulan yang tengah purnama. Sehingga air laut menjadi pasang bahkan bergelombang tinggi.
"Masyarakat di sekitar Pantai Anyer dan Lampung Selatan dikagetkan dengan adanya air laut naik yang menerjang bangunan di sekitar pantai pada pukul 21.30 WIB. Gelombang naik cukup besar juga bersamaan dengan kencang. Fenomena ini disebabkan oleh adanya gelombang pasang. Apalagi saat ini sedang bulan purnama sehingga menyebabkan permukaan air laut naik," jelas Sutopo.
ADVERTISEMENT
Sutopo menjelaskan, berdasarkan data BMKG tidak ada gempa besar yang dapat membangkitkan tsunami, baik gempa di sekitar Selat Sunda maupun di Samudera Hindia.
"Jadi fenomena yang ada saat ini bukan tsunami. Tidak ada tsunami di wilayah Indonesia saat ini. Yang terjadi adalah gelombang pasang di sekitar pantai," tegas dia.
Berikut konferensi pers dari BMKG mengenai tsunami di Banten dan Lampung.