Tragedi Aceh, Negara di Samudera Hindia Belajar tentang Tsunami

13 November 2017 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ombak tsunami (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ombak tsunami (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 telah membunuh lebih dari 230.000 orang. Saat itu belum beroperasi sistem peringatan dini tsunami di Samudra Hindia, sehingga negara-negara di kawasan itu berkomitmen merancang dan menerapkan sistem peringatan dini tsunami dan mitigasi tsunami.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Mochammad Riyadi, dalam keterangannya di acara pembukaan training pelatihan, di Bogor, Senin (13/11), acara training digelar pada 13-23 November 2017 berlokasi di Auditorium Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG Citeko-Bogor.
"Pelatihan ini memberikan metode proses perencanaan, informasi aspek teknis strategi evakuasi, tata ruang, disain peta dan prosedur evakuasi, serta teknik fasilitasi untuk pendekatan partisipatif dan konsultatif di tingkat masyarakat," kata Riyadi.
Ada 20 peserta dari 6 negara di SamudEra Hindia (Indonesia, India, Malaysia, Maladewa, Oman, dan Seychelles) dan 11 narasumber terlibat dalam pelatihan ini, 2 diantaranya adalah pakar mitigasi tsunami Dr. Laura Kong Direktur IOC-UNESCO dan International Tsunami Information Centre (ITIC), dan Dr. Christopher Moore dari The National Oceanic and Atmospheric Administration, USA.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Kepala Bidang informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono yang juga ketua panitia acara, dalam mitigasi tsunami, kunci utama untuk melatih respons masyarakat pesisir adalah melakukan tindakan tepat dengan pelatihan dan pengembangan rencana evakuasi tsunami, pemetaan dan prosedurnya.
Tsunami hebat terjadi di Aceh tahun 2004. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tsunami hebat terjadi di Aceh tahun 2004. (Foto: Wikimedia Commons)
Daryono menyampaikan, Pusat Informasi Tsunami Internasional (International Tsunami Information Centre-ITIC) yang berpusat di Honolulu, Hawaii telah melaksanakan program pengembangan kapasitas berfokus evakuasi dan sukses diujicoba di Honduras dan Amerika Tengah selama periode 2015-2017. Kegiatan ini melatih negara-negara rawan tsunami untuk menghasilkan peta evakuasi yang dapat diandalkan dan praktis, berbasis sains, dan berbasis masyarakat.
"Dalam sidang Kelompok Koordinasi Antar Negara untuk Sistem Peringatan Dini dan Mitigasi di Samudra Hindia di Kuala Lumpur, Februari 2017, diputuskan akan meminta Indian Ocean Tsunami Information Centre (IOTIC) in Jakarata untuk melakukan kegiatan serupa, yaitu pengembangan kapasitas melalui program kerja sama BMKG dan UNESCO. Program yang dimaksud adalah training pengembangan kapasitas rencana evakuasi tsunami, pemetaan dan prosedurnya untuk negara-negara di Samudera Hindia," beber Daryono.
ADVERTISEMENT
Materi seminar meliputi: (1) pemodelan rendaman tsunami, (2) pemetaan rendaman tsunami untuk evakuasi, (3) pemetaan evakuasi, perencanaan, prosedur dan informasi tsunami bagi publik, dan (4) rencana tanggap darurat, prosedur operasional standard (SOP) dan perencanaan latihan.
"Tujuan dari training adalah membangun kapasitas negara-negara anggota Samudra Hindia pada pemetaan, perencanaan, dan penyusunan prosedur evakuasi tsunami melalui penguatan materi pelatihan, modul dan metode pengiriman pada peta, rencana, dan prosedur evakuasi tsunami," tutup Daryono.