Belajar dari Olimpiade Korsel, RI Waspadai Serangan Siber Asian Games

3 Mei 2018 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tes Event BMX Asian Games 2018 (Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
zoom-in-whitePerbesar
Tes Event BMX Asian Games 2018 (Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
ADVERTISEMENT
Jelang perhelatan Asian Games yang tinggal 106 hari lagi, Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar rapat koordinasi keamanan siber Asian Games. Rapat ini digelar tertutup dan diikuti oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Mayjen (Purn) TNI Djoko Setiadi, Ketua INASGOC Erick Thohir, hingga perwakilan Kemenkominfo.
ADVERTISEMENT
Ditemui usai rapat, Ketua Kontingen Atlet Komjen Pol Syafruddin memastikan akan ada antisipasi serangan siber dalam penyelenggaraan Asian Games.
"Tentu di samping masalah kesiapan penyelenggaraan dan sebagainya, terus kesiapan keamanan, di samping itu juga pada saat event juga keamanan negara juga harus diperhatikan, masalah antisipasi semua hal, antara lain serangan serangan hacker, siber," kata Syafruddin di kantor Wapres, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Kamis (3/4).
Syafruddin mengatakan, antisipasi ini perlu dilakukan. Ia tidak ingin serangan siber dalam sistem penjualan tiket di olimpiade musim dingin di Pyeongchang, Korea Selatan tahun lalu terjadi di Asian Games kali ini.
"Saya kemarin menghadiri olimpiade musim dingin di Pyeongchang, Korea itu ada kejadian serangan siber terhadap ticketing sehingga penyelenggaraan sedikit terganggu." tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Ini juga supaya kejadian pengalaman yang terjadi di negara lain dalam penyelenggaraan nanti di Asian Games yang akan datang bisa diantisipasi berjalan lancar sesuai rencana. Kira-kira itu intinya," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua INASGOC Erick Thohir mengaku sebelumnya INASGOC mendapati setidaknya sekitar 1.000 lebih serangan siber mengganggu jalannya invitation tournament yang diselenggarakan Februari lalu. Ia menyebut Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi sasaran aktivitas para hacker.
"Kalau kemaren saat invitation game hampir 1000 lebih, dalam beberapa hari, dan Indonesia itu memang secara kenyataan karena anak mudanya banyak, di dunia itu kalau cyber attack mungkin kita top 10. Jadi ini yang kita harus antisipasi," jelas Erick.
Agar hal yang sama tidak terulang lagi, Erick memastikan adanya antisipasi serangan siber yang dilakukan. Ia mengatakan INASGOC bekerja sama dengan sejumlah pihak termasuk Polri menghindari serangan siber hingga indikasi teror.
ADVERTISEMENT
"Yang terjadi di olimpiade musim dingin di Korea itu kan pembukaan delay hingga 1 jam karena memang ternyata ada cyber attack di ticketing. Jadi mau tidak mau memang orangnya seperti ini adanya, anak-anak muda, ini semua jadi kita harus antisipasi karena memang dengan sistem yang ada sekarang baik televisi ticketing semua sudah memakai sistem wifi, cloud, internet." ungkapnya.
"Kita sendiri sudah bekerja sama dengan Inafis, BAIS (TNI) kemarin juga badan anti teror juga datang," pungkasnya.