Belajar dari Pemilu AS, JK Minta Sistem IT Pemilu 2019 Diawasi

10 Desember 2018 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres JK di Rakornas Bawaslu di Hotel Mercure, Ancol. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wapres JK di Rakornas Bawaslu di Hotel Mercure, Ancol. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menyampaikan keterbukaan informasi saat ini di sistem pemilu Indonesia perlu diawasi. Karena saat ini masyarakat bisa mengakses data-data dan hasil pemilu secara langsung.
ADVERTISEMENT
Meski terbuka untuk masyarakat, JK mengingatkan ada hal yang masih mengintai yaitu pencurian data. Meski sistem sudah modern tak menutup kemungkinan data pemilu dicuri.
"Dengan semuanya (disajikan) digital, (masih) bisa di-hack dari luar, seperti pengalaman kecurigaan pemilu AS bisa di-hack dari Rusia," kata JK di hadapan anggota Bawaslu di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Senin (10/12).
"Jadi ini pemilu harus betul-betul diawasi. Apa pun instrumen yang kita pergunakan itu dapat digangggu dari luar, dapat diubah dari luar atau pun dipengaruhi," lanjut dia.
Ilustrasi Bawaslu (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bawaslu (Foto: istimewa)
Selain meminta pengawasan pemilu, JK juga mengingatkan potensi adanya politik uang. Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf itu menyebut seluruh pihak perlu untuk menghindari politik uang hingga menyebar kebencian.
"Tentu kita semua menghindari politik uang dan kebencian, itu sangat penting. Bukan hanya seruan dari sisi agama, seruan dari sisi demokrasi itu sendiri sangat penting bahwa politik uang itu (tidak dibenarkan)," ucap JK.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, JK ingin Pemilu Serentak 2019 berjalan baik, kredibel sehingga hasil pemilu bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.
"Tentu kita inginkan suatu pemilu yang kredibel dan tentu terpercaya. Kalau ingin jadi dipercaya dan kredibel, maka haruslah semua aspek-aspek itu diawasi dengan baik. Itulah tugas saudara semuanya," tuturnya.