Belajar dari Swiss, Politeknik dan Akademi Ikuti Program dVET

8 Juni 2018 6:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politeknik dan Akademi Ikuti Program dVET. (Foto: Dok. KBRI Bern)
zoom-in-whitePerbesar
Politeknik dan Akademi Ikuti Program dVET. (Foto: Dok. KBRI Bern)
ADVERTISEMENT
Di Swiss 70% pelajar menempuh pendidikan vokasi, satu dua hari di sekolah, selebihnya praktik langsung di industri.
ADVERTISEMENT
Vice President Association for Swiss International Technical Connection (SITECO) Urs Keller menyampaikan hal itu pada pertemuan dual Vocational Education and Training (dVET) atau rangkap Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan yang diikuti perwakilan institusi dari Indonesia.
Mereka antara lain perwakilan dari Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Surakarta, ATMI Cikarang, Asosiasi Politeknik dan Industri Indonesia (APII), serta Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Perindustrian RI. Juga hadir agen penyalur bantuan kerja sama teknik Swisscontact dan Bern University of Applied Sciences.
“Sekitar 70% pelajar di Swiss menempuh pendidikan vokasi dan sisanya bersekolah di sekolah menengah umum,” ujar Keller melalui rilis KBRI Bern yang diterima kumparan Den Haag, Kamis petang atau Jumat (8/6) WIB.
Menurut Keller, mantan Dekan ABB Technikerschule, kesuksesan pendidikan vokasi di Swiss terletak pada hubungan pendidikan dan industri yang terintegrasi dengan sangat baik.
ADVERTISEMENT
“Para pelajar di sekolah vokasi (di Swiss) hanya satu dua hari berada di sekolah, selebihnya belajar praktik langsung di industri,” imbuh Keller.
Sementara itu Dubes RI untuk Swiss, Muliaman Hadad, menyampaikan Swiss dikenal memiliki sistem pendidikan dan pelatihan vokasi terbaik di dunia. Maka dari itu, salah satu fokus utama kerja sama bilateral Indonesia-Swiss adalah pada bidang vokasi. KBRI Bern siap mendorong untuk merealisasikan kerja sama vokasi RI-Swiss.
Politeknik dan Akademi Ikuti Program dVET. (Foto: Dok. KBRI Bern)
zoom-in-whitePerbesar
Politeknik dan Akademi Ikuti Program dVET. (Foto: Dok. KBRI Bern)
“Hubungan bilateral RI-Swiss sudah sangat baik, tinggal bagaimana menghasilkan ‘telur-telur’ yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Salah satunya adalah kerja sama dalam bidang vokasi yang turut mendorong penciptaan lapangan pekerjaan oleh industri dan UKM di Indonesia,” papar Hadad.
Pada pertemuan dVET Visiting Program di Institut Teknik Mittelland (Höhere Fachschule Technik Mittelland/hftm) di Kota Biel itu Dubes lebih lanjut menyinggung bahwa Swiss selalu identik dengan bisnis keuangan, padahal keunggulan sekaligus tulang punggung ekonomi Swiss terletak pada UKM yang ditopang oleh pendidikan vokasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Hadad, dalam bidang ini Indonesia-Swiss memiliki kemiripan, yaitu menjadikan UKM sebagai tulang punggung perekonomian nasionalnya. Di Indonesia, terdapat sekitar 60 juta pelaku UKM dalam berbagai skala. Sementara di Swiss, kekuatan UKM ditopang oleh tradisi panjang pendidikan vokasi.
“Kedua potensi ini dapat dipertemukan dalam bentuk kerja sama bilateral yang saling menguntungkan antara RI-Swiss,” kata Dubes RI untuk Swiss.
Program yang diselenggarakan oleh SITECO ini membahas penerapan kerja sama vokasi untuk politeknik di Indonesia berupa workshop dengan Swisscontact dan 3rd International Congress on Vocational and Professional Education and Training di kota Winterthur, Swiss, juga kunjungan-kunjungan ke perusahaan dan politeknik terkemuka di Swiss.
Antara lain kunjungan ke ABB Technikerschule, Kunststoff Ausbildungs und Technologie Zentrum (Katz), Höhere Fachschule Technik Mittelland (hftm Biel), Bombardier Transportation Switzerland Ltd, Gewerbliches Berufs und Weiterbildungszentrum St.Gallen (GBS), Mechatronik Schule Winterthur (MSW), dan ZHAW School of Engineering.
ADVERTISEMENT
Wahyo Nursanto, salah satu peserta program yang juga Direktur ATMI Surakarta, menyampaikan bahwa program kunjungan dVET sangat penting dan bermanfaat bagi pengembangan kurikulum, kerja sama, dan jaringan internasional bagi politeknik-politeknik di Indonesia.
“Setelah program ini, kita juga menjajaki bagaimana agar para pengajar politeknik di Indonesia bisa training di industri-industri terkemuka di Swiss ini,” pungkas Nursanto.
Program kunjungan dVET ini merupakan implementasi dari payung perjanjian kerja sama pendidikan dan pelatihan vokasi RI-Swiss “Skill for Competitiveness” (S4C) yang diluncurkan oleh Menteri Perindustrian, Menteri Ristekdikti, dan Dubes Swiss untuk RI di Jakarta, 20 Maret 2018 lalu.