Belajar Menyulap Bebatuan Jadi Lembah Hijau di ADES Conservacation NTT

26 September 2018 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Budi Soehardi. (Foto:  Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Budi Soehardi. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Para Sobat Air ADES mendapat kesempatan untuk mendengarkan paparan dari Budi Soehardi soal cara mengolah tanah kapur menjadi lahan tanam. Mantan pilot senior ini menjelaskan, permukaan tanah yang ditutupi bebatuan menjadi tantangan tersendiri saat ia datang.
ADVERTISEMENT
"Dulu area di situ tandus semua, kering. Karena ini area batu kapur, jadi semua air yang ada diserap entah ke mana untuk menutupi retakan di lapisan kapur," jelas Budi di Hotel On The Rock, Kupang, NTT, Selasa (25/9).
Bahkan, setelah bebatuan disingkirkan, bagian bawahnya masih tetap batu. Untuk mengakalinya, Budi bercerita, ia akhirnya mengayak hasil galian untuk memisahkan antara batu dan tanah.
Sobat Air ADES di Embung Cinta. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sobat Air ADES di Embung Cinta. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
"Tanah yang bagus kita jadikan media tanam, sedangkan batu-batuannya untuk membangun jalan," lanjutnya.
Tanah yang tersaring kemudian dicampur dengan sekam padi dan pupuk organik dari kotoran sapi. Setelah empat bulan, tanah tersebut siap digunakan sebagai media tanam yang subur.
"Dan terbukti, tanaman yang ditanam subur dan bagus. Bahkan tanpa pestisida, karena ada pestisida alam, cuaca yang panas dan kekeringan jadi serangganya tidak ada," jelas Budi.
Sobat Air ADES dan anak-anak Panti Asuhan Roslin di Embung Cinta. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sobat Air ADES dan anak-anak Panti Asuhan Roslin di Embung Cinta. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
"Intinya, saya ingin menunjukkan ke warga sekitar bahwa tanah yang tadinya disebut gersang ini bisa jadi subur. Dengan tanah yang bagus, hasil panen bagus, bisa sekolahkan anak lebih tinggi. Saya ingin ajarkan orang sini agar tak mudah putus asa," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Untuk memudahkan proyek penghijauan tersebut, The Coca Cola Company telah memberikan sumbangan berupa embung seluas 12 ribu meter persegi. Embung yang diberi nama Embung Cinta tersebut berfungsi untuk menyimpan persediaan air.
Embung Cinta di Desa Tesabela, Kecamatan Kupang Barat. (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Embung Cinta di Desa Tesabela, Kecamatan Kupang Barat. (Foto: amanaturrosyidah/kumparan)
Para Sobat Air ADES pun diajak untuk melihat secara langsung kondisi embung yang baru saja selesai dibangun tersebut. Mereka juga mendapatkan penjelasan soal proses pembangunan dan apa sih embung itu.
"Banyak yang salah mendefinisikan antara embung dengan dam, dikira sama. Padahal embung fungsinya hanya menampung air hujan saja, sedangkan dam itu dari air sungai," jelas Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia, Agus Priyono.
Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia, Agus Priyono. (Foto:  Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia, Agus Priyono. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Agus juga menjelaskan, keberadaan embung di daratan kapur seperti Kupang sangat penting. Selain air yang cepat terserap habis oleh tanah kapur, curah hujan di Kupang juga cenderung rendah sehingga menimbulkan kekeringan.
Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia, Agus Priyono. (Foto:  Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia, Agus Priyono. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Dengan keberadaan embung tersebut, ia berharap masyarakat sekitar mulai tertarik belajar pola tanam seperti yamg diterapkan oleh Budi. Sehingga, tak hanya sektor pertaniannya saja yang maju, namun juga menghijaukan tanah tandus Kupang.
Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia, Agus Priyono. (Foto:  Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia, Agus Priyono. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Para Sobat Air ADES yang mendengarkan penjelasan Agus juga terlihat aktif melontarkan pertanyaan yang berhubungan dengan embung dan pemanfaatannya. Termasuk soal tanaman apa saja yang bisa ditanam di lokasi tersebut seperti mangga, kelengkeng, rambutan, dan buah naga.
ADVERTISEMENT