news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Belajar Sederhana dan Disiplin dari Daoed Joesoef

24 Januari 2018 14:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daoed Joesoef. (Foto: dok. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Daoed Joesoef. (Foto: dok. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
ADVERTISEMENT
Duka datang dari dunia pendidikan Indonesia. Menteri Pendidikan era Orde Baru, Daoed Joesoef, meninggal pada Selasa (23/1) sekitar pukul 23.55 WIB. Kiprah perjuangan Daoed di Indonesia amat panjang, sejak era penjajahan Belanda hingga reformasi.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tokoh bertandang ke rumah duka di Jalan Bangka Dalam, Jakarta Selatan. Mulai dari Wapres Jusuf Kalla, Gubernur DKI Anies Baswedan, pakar pendidikan Arief Rahman, hingga Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sanjojo.
Ditemui seusai melayat, Eko mengenang sosok Daoed sebagai pribadi yang berprestasi di bidangnya, namun tetap sederhana dalam kesehariannya. Cerita-cerita tentang sosok Daeod yang sederhana ia dengar langsung dari menantu almarhum.
"Bisa kita tiru ya ketekunan beliau di bidangnya kemudian kejujuran beliau, kebijaksanaan beliau bahkan sampai (soal) pemakaman pun, beliau (pernah berpesan) tidak mau pemakaman bagus," kata Eko di rumah duka, Jalan Bangka Dalam VII, Jakarta, Rabu (24/1).
"Kebetulan menantunya room mate saya di Amerika, dia enggak mau dia mau dimakamkan dengan pegawai negeri lainnya bersama dengan rakyat. Figur seperti beliau sudah langka, mudah-mudahan bisa bahagia diterima di sisi Tuhan," imbuh Eko.
Kediaman Alm. Daoed Joesoef (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kediaman Alm. Daoed Joesoef (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Berbeda dengan Eko yang mengenang Daoed sebagai orang yang low profile, di mata Arief Rachman almarhum adalah sosok yang disiplin dan senang mempelajari banyak hal dengan tekun.
ADVERTISEMENT
"Bukan hanya disiplin, orangnya keras. Kalau orang tidak paham, harus mau mengendapkan dan mengkaji. Orang keras yang berprinsip," kata Arie di lokasi yang sama.
Pantauan kumparan (kumparan.com) di lokasi, saat melayat ke rumah duka, Arief ikut membantu keluarga almarhum menyambut para tamu yang datang melayat.
Dalam kesempatan itu, Arief juga mengenang tulisan Daoed dalam buku terakhirnya. Tulisan-tulisan itu punya makna yang sangat mendalam bagi Arief. Ia sepakat dengan pandangan Daoed yang menyebut dunia pendidikan tidak bisa dipisahkan dari sejumlah stakeholder di berbagai bidang.
"Bersama Pak Daud yang membekas tulisan terakhir tentang kehidupan ini tidak boleh terpisah. Dunia pendidikannya, dengan adanya Kemenristek, ada LIPI, ada Kemendikbud. Ketiganya harus duduk bersama mempersiapkan strategi ke depan seperti apa," tutur arief.
ADVERTISEMENT
Daoed menjabat Menteri Pendidikan RI pada masa Kabinet Pembangunan III (1978-1983) di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Selama menjabat menteri, Daoed terkenal dengan kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan).
Kebijakan itu melarang mahasiswa melakukan kegiatan politik di dalam kampus. Daoed di kala itu menegaskan bahwa politik praktis hanya boleh berlangsung di luar kampus, dan tugas utama mahasiswa adalah belajar.