Belanda dan Inggris Tertarik Ketahui Cara Bali Tangani Sampah

20 Juni 2019 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri LHK, Siti Nurbaya, di Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian LHK di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (18/9/2018). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri LHK, Siti Nurbaya, di Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian LHK di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (18/9/2018). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Proses pengelolaan sampah baik laut maupun darat di Provinsi Bali menjadi perbincangan internasional. Prestasi ini diperoleh berkat kerja keras Bali mengurangi pemakaian kantong plastik dan pengelolaan sampah di sejumlah pantai.
ADVERTISEMENT
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, hal ini terungkap saat pertemuannya dengan sejumlah negara sahabat dalam forum isu lingkungan internasional.
Dalam pertemuan G-20 dengan Belanda dan Inggris 16 Juni 2019 lalu. Belanda dan Inggris tertarik mengetahui cara Bali mengelola sampah laut dan darat.
"Itu (Belanda dan Inggris) yang ditanyain Bali, bagaimana penanganan sampah di Bali, bagaimana peran swasta? Bali dinamis, berani dengan institusi, apa namanya, aturan-aturan regulasi, suasananya juga mendukung, apa bentuk nyata mereka," kata Sitidalam pertemuan di Tukad, Badung, Bali, Kamis (20/6).
Salah satu cara pengelolaan sampah di laut diantaranya perusahaan mengirimkan truk, untuk mengangkut sampah di pantai dan di rumah warga.
"Jadi pada dasarnya sinergi wiraswasta penting, masyarakat apalagi pemerintah daerahnya memfasilitasi," kata Siti.
Sampah di Bali Foto: REUTERS/Michael Taylor
Contoh lain, yakni dalam pertemuan The Coordinating Body on the Seas of East Asia (COBSEA) Consultation Meeting on the RC3S yang digelar tahun 2018 lalu. Sebanyak 10 negara Asia Timur bekerja sama memerangi sampah. 10 negara itu adalah Indonesia, Singapura, Malaysia, Kamboja, Vietnam, Thailand, Filipina, Korea Selatan, dan China.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan itu disepakati Bali akan menjadi pusat Regional Capacity Center for Clean Seas (RC3S), yaitu pusat pengelolaan sampah laut.
"Kalau begitu maka saya kira kita mengkonsentrasikan Denpasar dan Bali harus jadi contoh mengelola sampah, " kata dia.
Denpasar, kata Siti, menyediakan 128 bank sampah di sejumlah titik. Sementara itu, 54 bank di antaranya tergabung dalam aplikasi Sistem Informasi Sadar dan Peduli Lingkungan (Sidarling). Bagi warga yang membuang sampah melalui Sidarling akan diberikan reward.
Melalui reward itu, sejumlah warga bisa mendapatkan pelayanan yang menguntungkan. Misalnya, poin 0-24 mendapatkan pelayanan bus sekolah gratis. Poin 25-75 diskon belanja dan prioritas pelayanan administrasi. Poin 75 ke atas bisa mendapatkan beasiswa.
ADVERTISEMENT