news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Belum Ada Tersangka dalam Bentrok Mahasiswa Papua vs Ormas di Surabaya

17 Agustus 2018 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan  (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Polisi telah memulangkan seluruh mahasiswa Papua yang sempat bentrok dengan ormas Sekber Benteng NKRI ke asrama milik Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan Nomor 10, Tambaksari, Surabaya, Kamis (16/8). Namun demikian, polisi memastikan pihaknya tetap menyelidiki dugaan penganiayaan dalam bentrok tersebut.
ADVERTISEMENT
"Yang dilakukan polisi adalah upaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Surabaya. Dan tentunya, penegakan hukum terhadap dugaan pidana penganiayaan yang terjadi," tegas Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan kepada kumparan, Sabtu (17/8).
Diketahui saat bentrok yang terjadi pada Rabu (15/8) siang itu, salah seorang anggota ormas sempat menderita luka di tangan kirinya yang diduga terkena sabetan senjata tajam dari salah satu oknum mahasiswa. Untungnya, tidak ada korban jiwa atau luka berat dalam bentrokan tersebut.
Rudi mengatakan, para mahasiswa Papua yang sempat dibawa ke Mapolrestabes itu seluruhnya telah didata dan diperiksa. Akan tetapi pihaknya belum menetapkan seorang tersangka. Rudi menegaskan bahwa polisi terus mengusut siapa pelaku yang melakukan penganiayaan itu.
ADVERTISEMENT
"Belum ada tersangka. Tapi pidana penganiayaan ada," singkatnya.
Polisi Amankan Sejumlah Mahasiswa Papua Usai Bentrok dengan Ormas (Foto: Dok,  istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Amankan Sejumlah Mahasiswa Papua Usai Bentrok dengan Ormas (Foto: Dok, istimewa)
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya provokasi dan pembelokan opini di media sosial. Hal itu menurutnya menyudutkan pihak kepolisian.
"Cukup disayangkan ada pembalikan situasi pada opini. Seakan polisi tidak profesional dan melakukan kekerasan. Padahal kami hadir untuk menenangkan keduanya. Polisi berada di tengah-tengah," terang Frans.
Adapun, anggota Kontras Surabaya, Fatkul Khoir yang mewakili AMP menampik adanya tindakan penganiayaan berupa pembacokan dari pihak mahasiswa.
Hanya saja, pihaknya menyayangkan kedatangan ormas secara tiba-tiba dan memaksa masuk ke area asrama untuk melakukan upacara atau menaikkan bendera.
"Mereka (mahasiwa Papua) ini tidak menolak pemasangan bendera di dalam asrama. Tapi kedatangan secara tiba-tiba ingin upacara bendera di dalam area asrama papua membuat terprovokasi," urainya.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan terjadi saat sejumlah ormas mendatangi asrama mahasiswa Papua. Ormas tersebut meminta para mahasiswa untuk memasang bendera merah putih.
Namun setelah itu, terjadi gesekan karena adanya provokasi yang mengakibatkan sejumlah orang terluka. Salah satu anggota ormas dikabarkan sempat terkena sabetan parang.