Belum Cairnya Relasi SBY-Megawati Halangi Dukungan Demokrat ke Jokowi

7 Juni 2018 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi bertemu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Foto: Antara/Rosa Panggabean)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bertemu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (Foto: Antara/Rosa Panggabean)
ADVERTISEMENT
Pintu koalisi Partai Demokrat dengan Joko Widodo di Pemilu Presiden 2019 belum tertutup. Demokrat mengakui masih berharap dapat bergabung dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Namun, Demokrat mengakui kans koalisi sedikit banyak terhalang hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Megawati Soekarnoputri. Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebut hubungan Megawati dan SBY yang tak kunjung cair membuat koalisi sedikit terhambat.
"Kita tahu hubungan Partai Demokrat dengan Bu Mega dan Pak SBY sampai saat ini belum cair. Ini jadi dinding yang tinggi bagi kita," ujar Ketua DPP Ferdinand Hutahean di Kantor DPP Demokrat, Kamis (7/6).
Ferdinand menyatakan, tak bisa membayangkan jika Demokrat mendukung Jokowi dan bergabung di koalisi yang dipimpin oleh Megawati dan menempatkan SBY sebagai pengikut dari koalisi Jokowi.
"Kalau nanti koalisi ini dipimpin PDIP lalu Bu Mega memimpin sebuah rapat dan SBY ditempatkan sebagai pengikut di situ," ucapnya.
SBY dan Mega (Foto: Twitter/@isari68)
zoom-in-whitePerbesar
SBY dan Mega (Foto: Twitter/@isari68)
Dengan demikian, salah satu faktor yang menghambat dukungan Demokrat ke Jokowi adalah hubungan Mega dan SBY yang belum baik. Karena itu, ia mendorong agar Mega dan SBY segera islah dan Jokowi mulai membangun hubungan timbal balik yang positif dengan Demokrat di 2019.
ADVERTISEMENT
"Jadi sangat berpengaruh, karena Partai Demokrat tidak bisa ditempatkan sebagai follower. Kita ini partai besar, ketua umum kita presiden 10 tahun, baru satu-satunya presiden 10 tahun pascareformasi, tidak bisa disepelekan posisi kita," pungkasnya.
Sebelumnya, hubungan buruk Mega dan SBY dimulai pada tahun 2004, saat SBY yang menjadi Menkopolhukam atau anak buah Presiden Megawati di Kabinet Gotong Royong, mengundurkan diri. SBY mundur untuk menyiapkan pencapresannya di 2004.
Akhirnya, di Pilpres 2004, SBY berhasil mengalahkan Megawati. Saat itu SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla, sedangkan Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi.